Dua hari setelahnya..
"SAH!"
Tampak semua orang terlihat bahagia dan penuh syukur, mengangkat kedua tangan mereka dan meminta pada tuhan. Berdoa untuk kebahagiaan Leyna dan Ernest.
Dari semua orang yang menyaksikan pernikahan Leyna dan Ernest, Ibu Leyna lah yang sangat terharu, terlihat dari air mata bahagia nya yang berjatuhan.
Leyna memasangkan cincin pernikahan mereka pada jari manis Ernest, begitu pula sebaliknya.
Mencium kening Leyna untuk pertama kali dalam hidupnya, begitu juga Leyna yang pertama kali mencium punggung tangan Ernest. Sebagai bentuk bakti Leyna sebagai istri.
Rendi dan Vio duduk bersebelahan, mereka berdua terlihat sangat bahagia. Tapi, belum ada tanda-tanda asmara di antara mereka berdua.
Setelah Ijab, waktunya berdoa untuk pernikahan dan sungkeman.
Leyna bersimpuh dihadapan kedua orang tuanya, menggenggam tangan suci penuh jasa, tangisnya tak mampu ditahan lagi.
Meminta maaf atas segala kesalahannya pada orang tuanya, berterimakasih karna sudah rela merawatnya tanpa keluh kesah.
"Bu.. Nana minta maaf buat semua kesalahan Nana, maaf udah bikin hidup ibu banyak beban karna Nana.. "
"Pak.. Terimakasih sudah rela merawat dan membiayai hidup Nana yang merepotkan ini, Nana sayang sama bapak dan ibu.."
Sudah cukup momen terharu ku jelaskan, waktunya berbahagia.
"Nanaa, selamat yaa! Gue ngga nyangka nih sahabat gue udah nikah aja, kurangin mesra nya di depan gue yaa." Vio menaiki pelaminan dan langsung memeluk Leyna erat.
"Vio lebay, ah." Ernest tertawa, melihat Vio yang terus mengipas matanya agar tidak menangis.
"Nanti kita ngobrol ya Naa, ngga enak banyak yang ngantri buat ucapin selamat." Ucap Vio, melirik ke arah belakang yang sudah banyak orang mengantri untuk mengucapkan selamat pernikahan.
"Laper juga, mau makan gratis," Vio memegang perutnya yang sudah keroncongan, berjalan cepat ke arah Stand Makanan.
"Dasar, Food Addict," Ejek Rendi mengikuti langkah Vio.