"Ada tetesan darah di lantai, Pak," Jawab lelaki itu dengan rendah.
Refleks Ernest langsung mengerutkan dahinya, menatap Leyna yang sedang duduk dengan tetap tersenyum.
Ernest mengalihkan pandangannya ke lelaki yang mengabarinya itu dan Ernest langsung lari ke arah toilet yang dimaksud.
"Nest!" Panggil Leyna begitu melihat Ernest berlari, tapi Ernest terus berlari menghiraukan panggilan Leyna.
"Pak, dia kenapa?" Tanya Leyna pada lelaki anggota tim WO tersebut.
"Oh ngga ada apa-apa, mba, permisi," Lelaki itu pergi ke tempatnya dan meninggalkan Leyna dengan sopan.
"Lho? Kok aneh.." Gumam Leyna.
Vio dan Rendi masih dengan perdebatan kecilnya itu, mereka seperti menolak perdamaian.
"Lo kenapa sih jadi makin cuek gitu? Sebelumnya lo masih ada sedikit ketawa lho." Vio menyilangkan kedua tangannya, menatap serius lelaki yang disebutnya Polisi Rese itu.
"Biasa aja, kenapa lo nanya gitu?" Rendi fokus menonton persembahan dari penyanyi lain.
"Heh, gue ngomong sama angin atau orang sih?!" Vio menarik lengan Rendi hingga pandangan Rendi beralih padanya. Tatapan yang aneh.
"Ngga usah serem gitu ngeliatinnya, untung polisi lo," Vio menggeser kursinya sedikit lebih jauh dari Rendi. Se tomboy apapun Vio, tetap saja kalah dengan tingkah aneh polisi tampan itu.
"Halo, lo yang tadi ngga sengaja jatuhin sirup, kan?"