Tidak Ada Desember Tahun Ini

dey
Chapter #21

Bagaimana Mungkin?

"Aku keluar dulu ya," ujar dokter Sekar pada Frey.

Frey mengangguk.

"Biar nanti kalo Raka dateng nggak ada yang ganggu," ledek dokter Sekar kemudian, lalu buru-buru tutup pintu.

Dokter cantik itu terkekeh pelan dengan candaannya sendiri. Ia lalu melepas tangannya dari knop pintu kamar inap Frey, namun ia tak buru-buru melangkah pergi dan justru menoleh sedikit dan melihat Frey lewat kaca kecil yang ada di pintu, sementara Frey tak melihat balik, ia kini nampak bangun dari ranjangnya dan menggeret bangku lalu duduk tepat di hadapan jendela. Dokter Sekar kini sudah paham, gadis itu pasti sedang menunggu sang pujaan hati. Dokter Sekar tersenyum kecil, lalu ia perlahan melangkah pergi. Ia berjalan pelan. Dipikir-pikir, tak ada begitu banyak pekerjaan hari ini bagi dirinya, ia pun sudah mengecek pasien-pasien dan mengontrol kondisi mereka, dan sejauh ini semuanya baik-baik saja.

Dokter cantik itu menarik napas panjang dan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jas putih dokternya. Ia berjalan amat lambat, sengaja untuk mengulur waktu karena dia berpikir akan bosan bila cepat-cepat sampai di ruang kerjanya dan terdiam karena pekerjaannya sudah terlaksana. Alhasil ia berjalan agak lambat sembari berpikir satu dua hal yang sengaja tidak sengaja mendarat di pikirannya. Dan tiba-tiba saja, sebuah objek pikiran menghampiri otaknya tanpa permisi tepat ketika ia berjalan melewati koridor yang di mana di ujung koridor sana terdapat tangga untuk naik ke sisi paling atas rumah sakit ini. Yap, rooftop. Dan benar sekali, pikiran yang baru saja mendarat di otaknya adalah Freya dan Raka.

Langkahnya yang tadi teramat lambat kini berhenti, ia nampak diam sejenak hingga kemudian memutuskan untuk melangkahkan kakinya ke koridor itu. Ia tersenyum kecil dan kemudian terkekeh ketika kakinya berhenti tepat di depan pijakan anak tangga. Sesaat, ia langsung mengingat pasien kesayangannya yaitu Freya yang seringkali bercerita tentang rooftop tempat di mana ia biasa bertemu dengan sang pujaan hati yang ia bilang bisa masuk kemari sebagai penyusup.

Dokter Sekar kemudian melangkahkan kakinya dan satu per satu menaiki anak tangga masih sembari memikirkan Frey. Entah, mungkin karena pekerjaannya sedikit hari ini, dokter cantik itu mengulur waktu dengan cara apapun termasuk datang menghampiri ke atap bangunan tempat salah satu pasiennya sering menjalin kasih. Dokter Sekar ingin lihat bagaimana wujud tempat yang selalu Frey ceritakan dengan tatapan mata bahagia, tempat di mana Frey bilang bisa melihat pemandangan indah atau senja sore hari yang istimewa.

Tak.

Tak.

Lihat selengkapnya