Nayala (perempuan berambut ikal pendek, wajah lonjong, bibir tipis, alis tipis, hidung mancung, kulit putih, memakai baju celana baby doll warna kuning) duduk di kursi didepan terdapat meja (polos, hitam dan terbuat dari kayu) yang diatasnya tergeletak surat beramplop putih. Sebelah kiri ada ranjang tempat tidur (memakai kasur spring bed, tertutup cover putih dan ada tambahan 2 bantal dan 1 guling) dan bayi anak Nayala sedang tidur terlelap. Nayala hanya duduk termenung memandangi surat didepannya yang bertuliskan “Bukalah saat yang tepat”.Tapi Nayala tampak ragu untuk membuka surat tersebut yang tinggalkan Badrun saat malam pertama mereka.
”Aku tak paham kenapa Badrun meninggalkan surat ini buat aku. Sebenarnya aku tak peduli sama sekali."
Nayala beranjak dari kursi (polos, hitam dan terbuat dari kayu) dan duduk dipinggir tempat tidur dan memandangi bayinya sambil berkata lirih.
“Kasihan kau nak.Tak pernah bertemu ayahmu sama sekali dan ditinggal begitu saja.”