Makan malam konferensi berlangsung di ballroom utama hotel, dengan meja-meja bundar yang ditutupi taplak putih dan dihiasi rangkaian bunga tropis. Lea duduk di meja yang ditentukan untuk pembicara utama, menyadari bahwa Rahmat juga ditempatkan di meja yang sama, bersama dengan beberapa peneliti senior dan perwakilan dari organisasi lingkungan internasional.
"Doktor Tanaka, benar?" seorang pria muda berjas rapi menyapanya. "Daniel Hartono, dari Institut Teknologi Bandung. Saya sangat terkesan dengan presentasi Anda tadi."
"Thank you," jawab Lea, beralih ke bahasa Inggris secara otomatis. "Are you presenting at the conference as well?"
"Tomorrow, yes. On climate modeling for Indonesian archipelagic waters. I'd love to discuss potential overlaps with your research on ocean currents."
Daniel tampak antusias dan profesional, dengan senyum yang terlatih dan postur yang menunjukkan kepercayaan diri akademis. Dari sudut matanya, Lea melihat Rahmat bergabung ke meja, ditemani seorang perempuan muda berjilbab yang membawa kamera mirrorless kecil.
"Ah, Rahmat!" sapa Daniel dengan akrab. "Kau kenal Doktor Tanaka? Brilian, bukan? Presentasinya tadi pagi memberikan perspektif baru untuk penelitianku."
"Kami sudah berkenalan," jawab Rahmat, tersenyum ke arah Lea. "Dan ya, aku setuju presentasinya sangat mencerahkan."
"Doktor Tanaka, ini Bunga Zulaika." Daniel memperkenalkan perempuan yang datang bersama Rahmat, "fotografer lokal yang sangat berbakat."
"Senang bertemu Anda," ucap Bunga tersenyum ramah, menjabat tangan Lea. "Saya pengagum penelitian Anda tentang anomali cuaca."
Lea mengangguk sopan, mendapati dirinya dikelilingi oleh orang-orang yang tampaknya sudah saling mengenal dengan baik. Sensasi familier menjadi orang luar kembali menerpanya—perasaan yang selalu ia rasakan bahkan di Jepang, negeri kelahirannya.
Makan malam dimulai, diikuti dengan pidato-pidato formal dari penyelenggara konferensi dan pejabat pemerintah. Lea hampir tidak mendengarkan, perhatiannya terbagi antara hidangan Indonesia yang disajikan di hadapannya dan percakapan di sekitar meja.
"Jadi kau sudah melihat data terbaru dari BMKG?" Daniel bertanya pada Rahmat, suaranya rendah untuk tidak mengganggu pidato yang sedang berlangsung.
"Belum sempat. Aku baru kembali dari Pangandaran kemarin."
"Mereka mencatat anomali arus laut yang signifikan di selatan Jawa. Sangat relevan dengan penelitian Doktor Tanaka."
Lea, mendengar namanya disebut, mengalihkan perhatian ke percakapan mereka. "Sorry, I couldn't help overhearing. What anomalies are you referring to?"
Daniel berpaling padanya dengan antusias. "The Indonesian Meteorological Agency has recorded unusual patterns in the Indonesian Throughflow—warmer temperatures, altered directions. It aligns remarkably well with the Kuroshio Current changes you've documented."
"That's... very interesting." Lea menegakkan postur tubuhnya, "I'd love to see that data."