“Saya yang bikin planning treatment Raina, kenapa enggak boleh masuk?”
“Biar perempuan yang bekerja. Kamu jaga gawang di depan saja, Petra!” perintah Dokter Carissa untuk mengusir Dokter Petra yang berkeras ingin mengikuti proses peeling Raina. Dokter Carissa punya alasan kuat berdasarkan permintaan Raina, tentu saja. Tidak mungkin Dokter Petra diizinkan menyaksikan gadis itu tanpa hijab.
Meskipun penasaran setengah mati, Dokter Petra menyingkir juga setelah pintu ditutup. Dokter Carissa pun menguncinya untuk berjaga-jaga. Ditambah seorang beautician, hanya mereka bertiga di ruang perawatan lantai dua yang diperuntukkan sebagai latihan.
“Kita mulai?” tanya Dokter Carissa. Raina mengangguk. Perasaannya berdebar karena ini adalah pengalaman pertama dia membuka hijab di depan orang lain. Dokter pembimbing dan asistennya nonmuslim, hingga Raina merasa amat berdosa dan tidak punya pembenaran apa pun dalam hal ini.
Sang beautician tidak bisa menahan rasa takjub yang meluap-luap ketika melihat penampilan terbuka Raina. “Kamu ngiler kayak cowok aja. Geli, tahu!” Dokter Carissa pura-pura memarahi dengan senyum dikulum.
“Habis … Dokter Raina beda betul setelah buka kerudung,” ujarnya. “Dokter Raina cantik banget, lho. Apa enggak sayang ditutupin?”
“Hus!” Beautician itu pun kena teguran keras Dokter Carissa ketika komentar yang dia lontarkan mulai tidak pantas. Raina cuma bisa menarik napas dan mengembuskannya perlahan. Sabar, inilah cobaan menjadi kalangan minoritas. Hal-hal sensitif pun dapat dieksploitasi sebagai bahan candaan.
Raina tidak menyangka jika perawatan sederhana yang dia jalani akan berakhir rumit. Hanya butuh beberapa menit baginya mempertontonkan mahkota di kepala, tetapi dampaknya bagai badai yang berembus semalaman. Seisi klinik gempar ingin melihat penampilan aslinya.
Dokter Petra yang paling ribut. Keingintahuannya menjadi-jadi. Lelaki itu menjelma bagai paparazi yang menggantungkan hidupnya pada skandal kehidupan selebritas. “Dokter Carissa punya foto dokumentasinya, ‘kan?” Dokter Petra merayu sang dokter konsultan yang merawat kulit Raina.
“Ngawur, kamu, Pet!” Dokter Carissa mulai kesal. “Kalaupun ada, aku enggak bakal kasih tahu kamu. Rahasia pasien tabu untuk dibocorkan!”
“Coba, deh, kalau kamu taat aturan sejak awal. Orang-orang jadi enggak perlu berasumsi macam-macam, Rain.”