Tidak Pernah Ada Kita

Bentang Pustaka
Chapter #1

Prolog

Semua awal memang harusnya membahagiakan, dan begitulah

awal cerita kita.

(Tidak Pernah Ada Kita-Dwitasari)

Kita berbaring di atas rumput hijau. Luas. Sepi. Dan, hanya kita berdua.

Aku dan kamu menatap langit malam. Di sampingmu aku merasakan ketenangan. Lampu-lampu sudah menyala di Lapangan Sutasoma Halim Perdanakusuma. Bukan suara jangkrik yang bersahutan, melainkan hanya terdengar deru pesawat di dekat Bandara Halim Perdanakusuma. Pesawat yang pulang dan pergi. Entah ke mana.

“Capek, nggak, tadi latihannya?” Setelah beberapa pesawat lewat di langit, aku kembali memecahkan keheningan di antara kita berdua.

“Harusnya aku yang tanya ke kamu. Capek, nggak, dari balik meeting langsung ke sini? Mainnya kamu jauh-jauh banget, sih.”

“Iyalah, habis aku kangen, sih.”

“Kangen sama siapa, sih?” Kamu menimpali.

“Sama pelatih kamu. Puas?”

Lihat selengkapnya