Mumun si Pocong perempuan melawan Jin penglaris alias Jin lidah Panjang secara mendadak membuat Jin Penglaris terganggu.
"DASAR POCONG PENGGANGU!!!" marahnya kembali kali ini terlihat lebih menakutkan.
DUAGGGGHHHHHH! sambil menyerang balik si Mumun hingga terluka parah.
"Aduh apa sih yang dia pikirkan," ucap hantu kakek jenggot putih itu sambil turun dari atap rumah dan menolong Mumun.
"AKH!" teriak Mumun.
Mumun terjatuh dengan cepat hantu kakek jenggot putih menolongnya.
"Mun, kau tidak apa-apa? tanya hantu kakek jenggot putih.
"Aku tidak apa-apa Kek," jawab Mumun.
"Jin Lidah Panjang, Pocong ini bukan lawanmu tapi manusia itu," ucap hantu kakek jenggot putih.
"Rupanya kau hantu kakek jenggot putih, beruntung kau melindungi pocong perempuan itu jika tidak dia akan mati olehku," ucap Jin Lidah panjang alias Jin Penglaris.
Jin penglaris melihat Anjar menggunakan Gelang yang berasal dari kaum Jin itu pun bergegas mendekatinya dan mencoba mencekik Anjar, Leher Anjar dicekik oleh Jin itu akan tetapi sebelum cengkraman dilehernya itu benar-benar membunuhnya anjar telah mengucapkan sebuah mantra.
"Atas Ijinmu Penguasa Seluruh Alam akan kupanggil sebuah nama, Berikanlah Pertolonganmu lewat dirinya, Purwaksa !!! Keluarlah!!!
Zrassshhhhhhh!!! Purwaksa muncul dengan Gelang itu melayang dan menempel di tangan kanannya wujud jin bercahaya berpakaian kuno kerajaan itu terlihat baru bangun dan membuka matanya.
"Hoaaam siapa yang membangunkan tidurku," gerutu Purwaksa.
Disebuah rumah milik Kakek Anjar ...
Kakek Anjar sedang berzikir mendoakan cucunya malam itu dia merasakan bahwa Anjar menggunakan Gelang pemberiannya kepada Anjar.
"Astaghfirullah… tampaknya Gelang itu sudah digunakan oleh Anjar di Kota, apakah Anjar dalam Bahaya," pikir Kakek Anjar.
Nenek yang melihat ekpresi Kakek Anjar sedari tadi pun bertanya kepada Kakek Anjar.
"Kenapa Kek, ada apa dengan cucu kita Anjar?" tanya Nenek Anjar.
"Nek, Anjar sudah menggunakan Gelang itu, dia dalam bahaya tampaknya dia diserang oleh makhluk tidak terlihat," jelas Kakek Anjar kepada Nenek Anjar.
"Astaghfirullah … Kek, bagaimana ini? Apakah orang itu mengetahui keberadaan Anjar di kota kudengar dia mempunyai kakak seorang dukun, cucumu dalam bahaya kek," ujar Nenek Anjar dengan wajah Panik.
"Aku juga khawatir, Namun Selama dia bersama Gelang kuno milik Jin Purwaksa tidak ada kekuatan jahat yang tidak berhasil Anjar kalahkan, karena Anjar terlahir dengan kekuatan cahaya dimana kekuatannya dapat mengalahkan ilmu hitam, kata Kakek Anjar.
"Tetap saja Nenek khawatir, Anjar cucu kita satu-satunya Kek, tidak sebaiknya Kakek menyusulnya saja," ucap Nenek Anjar.
"Anjar baru pergi seharian ini dari rumah, aku pikir dia pasti bisa mengatasinya sendiri, Nenek harus percaya kepada Anjar, kalau terjadi apa-apa Jin Purwaksa pasti menghubungiku karena aku adalah pemilik gelang itu sebelumnya kita harus berdoa untuk keselamatan Cucu kita nek," jelas Kakek Anjar kepada Nenek Anjar.
"Baiklah Kek, Nenek mengerti, kuharap cucu kita baik-baik saja disana," jawab Nenek sambil masuk kembali ke kamarnya dan memeluk foto Anjar ketika masih kecil.
Nenek Anjar pun mengerti, namun dia cemas dengan keadaan Anjar dan hanya doa yang bisa neneknya lakukan demi keselamatan cucunya dengan memeluk foto Anjar,
Kembali lagi ke Anjar di kota...
Jin Purwaksa telah berdiri di samping Anjar dengan kekuatan dari gelang kuno itu, Jin Lidah Panjang alias Jin penglaris kaget bukan main melihat pakaian kuno milik Purwaksa tampak gagah dan berwibawa dengan kumis tebalnya.
"Kau tidak apa-apa Anjar?" tanya Purwaksa yang muncul disisinya.
"Purwaksa tolong tampaknya aku keracunan oleh air ludah dan kukunya itu," jawab Anjar sambil terduduk.
"Anjar! Apakah kau masih sadar? Syukurlah kau masih bisa bertahan," ucap Purwaksa lagi sambil membantu Anjar berdiri.
"Racunnya sudah masuk ketubuhku Purwaksa tolong bantu aku menghilangkan sementara pengaruh racun ini," ucap Anjar lemas.
"Aku harus meminjam Ragamu sementara Anjar, kita bersatu lakukan pengabungan segera," balas Purwaksa sambil mendekat ke Anjar.
Anjar tampak berpikir kalau dia bergabung dengan Purwaksa kekuatannya cukup untuk mengalahkan bahkan membunuh Jin penglaris itu.
"Apa lagi yang kamu tunggu pikirkan Anjar, Itu juga akan menetralisir Racun yang ada ditubuhmu," jelas Purwaksa lagi.
"Baiklah kalau begitu aku siap Purwaksa!" balas Anjar sambil berdiri disampin Purwaksa.
BWOSSSHHHHH... sebuah Cahaya menyatu kedalam tubuh Anjar dialah Purwaksa Jin penghuni Gelang Kuno milik Kakek Anjar yang diwariskan kepada Cucunya Anjar, racun yang ada ditubuhnya berlahan hilang sepenuhnya Anjar seperti menjadi sehat kembali dengan tampilan rambut yang berbeda dengan ikat kepala terkuncir seperti jin purwaksa.
Bola mata Anjar berubah warna menjadi merah itu tandanya dia kerasukan, rambutnya memanjang berkuncir, Tangan Anjar memiliki kuku yang kuat dan tajam dalam sekejap dia bergerak cepat dan berbalik mencekik Jin lidah Panjang alias Jin penglaris.
"Siapa kau?" Sambil menahan sakit dan dicekik oleh lawannya Jin Lidah Panjang meringis.
"Aku tidak ingin Basa-basi, tapi akan kuberitahu setelah menghajarmu, Ah... tidak, akan kuberitahu sekarang, takutnya tidak ada kesempatan, tapi sebaiknya kulakukan sekaligus sambil menghajar bibirmu yang jelek itu, Aku Adalah Panglima Kerajaan Jin Jaman Kuno namaku Purwaksa dan pemilik Gelang kuno pertamaku bernama Paku Nara seorang petani di jamannya yang hobi membantai jin pengganggu seperti kalian, Pemilik Kedua ku Nyai Nur Sari seorang wanita yang tidak suka melihat Jin jahat buruk rupaseperti kamu, Pemilik ketiga gelang kuno adalah Ki Fajar yang cerewet ah aku tidak usah panjang lebar cerita tentang kakek tua itu dan yang sekarang bersamaku Pemilik Gelang Keempat adalah Cucunya bernama Anjar tugasku adalah melindungi keturunan Pemilik Gelang pertamaku Paku Nara sampai aku menemukan kekasihku Jin Wanita Pranadewi," jelas Purwaksa panjang lebar kepada Jin lidah panjang.
"Oh jadi kau mengejek kakekku akan kubilang nanti ya Purwaksa," gerutu Anjar.
"Ampun jangan kau adukan Anjar aku tidak mau benjol karena pukulan apinya," ucap Purwaksa.
"Berhentilah mengangapku remeh!" marah Jin Lidah Panjang.
"Oh baiklah kamu ingin sekali dihajar ya," kata Jin Purwaksa sambil melayangkan tinjunya yang muncul tiba-tiba menghantam Jin Lidah panjang.
DUAGHHH...BHUAK...
Tinju Jin Purwaksa mengenai bibir jin lidah panjang dengan kuatnya dan membuat Jin itu kesakitan baru kali ini ada Jin yang bisa menghajarnya selain Jin Wungu yang pernah di kenalnya yang menjadi budak dari kedua dukun sakti.
HIYAAAA!!!
DHUES...DHUES...
Serangan pukulan beruntun mengenai tubuh Jin lidah panjang bagaikan peluru Purwaksa tidak berhenti memukulinya bagaikan petinju.
ARGGGHHHH...AHH...EKH!!! HSSSSS DHUESS!!! DUAK!
Tubuh jin lidah panjang terpental dan terjatuh kesakitan dan berusaha bangun dari jatuhnya.
"Kumohon ampuni aku!" rengek Jin Lidah Panjang kepada Jin Purwaksa yang terlihat gagah dengan pakaian panglima perangnya di dalam tubuh Anjar.
Tiba-tiba muncul Nona hantu manis berbaju putih yang memakai selendang panjang berdiri di depan Jin Lidah Panjang menghalangi Anjar dan Jin Purwaksa yang bergabung untuk menghabisi jin lidah panjang.
"Hentikan! Hei pemuda dari kampung sepertimu seharusnya mengerti kalau Jin dan Manusia tidak boleh bersekutu, karena itu adalah sebuah dosa besar bagi para manusia," ucap Nona hantu manis berbaju putih yang memakai selendang panjang.
"Kau lagi nona hantu manis, memang benar yang kau katakan tapi hubungan kami bukan hanya tuan dan majikan tapi juga seperti saudara dari jaman kakek buyutku terdahulu," jelas Anjar.
"Begitu rupanya pantas aku merasakan gelang dalam tasmu punya kekuatan yang hebat yang menyamai kekuatanku, atau mungkin lebih kuat dariku," jelas nona hantu manis berbaju putih yang memakai selendang panjang.
"AH! Nona hantu manis yang cantik tolong aku," ucap Jin Lidah Panjang.
"Cih jangan panggil aku hantu manis yang cantik oleh lidah busukmu itu, Dasar Jin Lidah bodoh," marah nona hantu manis.
"Ampun Nona hantu manis tolong serang mereka, kalahkan mereka, Balaskan…Dendamku…" ucap Jin Lidah Panjang.
"BERISIK.!!!" ucap nona hantu manis berbaju putih yang memakai selendang panjang itu melotot marah menyeramkan kepada anak buahnya.
"Am... Ampun!" ucapnya.
Dengan selendang panjangnya yang sakti Nona hantu manis itu menjerat leher Jin Lidah Panjang hingga mati dalam sekejap.
Anjar dan Purwaksa yang ada ditubuh Anjar terkejut dibuatnya, begitupula dengan Mumun si Pocong perempuan dan Kakek hantu Jenggot Panjang.
"Sudah Kubilang, Jangan sekalipun mencampuri urusan kami," marah nona jin berbaju putih memakai selendang panjang kepada Anjar.
"Aku terpaksa melakukannya Nona Jin," jawab Anjar.
"Apakah kamu sadar kamu telah melanggar perjanjian kita? Bagaimana kau menjelaskan ini semua Anjar!" marah nona jin berbaju putih yang memakai selendang panjang.