Mereka berdiri di depan pintu ganda kayu berwarna kecokelatan. Di bagian kanan pintu ganda itu terdapat pengetuk pintu berbentuk kepala burung hantu. Di mulutnya yang terbuka terdapat cincin tembaga yang digunakan untuk mengetuk pintu.
"Hmm, kayaknya bajak laut kita ini suka banget sama burung," gumam Eza, dan itu membuat Wayu terkekeh keras. Eza yang baru menyadari kenapa adiknya terkekeh segera menambagkan sambil juga terkekeh, "Maksud gue burung hantu!"
Praja menggenggam cincin pengetuk pintu dan mengetukannya ke pintu beberapa kali. Meeka semua mengira paling tidaknya perlu 10 sampai 20 detik sampai seseorang membukakan pintu, apalagi rumahnya sebesar ini. Tapi ternyata hanya sepersekian detik pintu langsung terbuka.
Sisi kanan pintu dibukakan oleh seorang wanita bertubuh gempal yang memiliki wajah keibuan.
"Selamat datang kembali, pak Praja," katanya dengan lembut dan sopan.
"Lho, mbak Sulis kok cepet banget buka pintunya? Emang tadi lagi di mana?" tanya Praja yang tadi sempat tampak kaget karena pintu tiba-tiba terbuka sebelum ia sempat melepaskan tangannya dari gagang pengetuk.
"Dari tadi saya sudah dengar pak Praja sampai. Jadi saya tunggu di depan pintu. Rumah sebesar ini suka jauh dari satu ruangan ke yang lain, takutnya malah kelamaan saya bukainnya."
"Jadi tadi saya ngobrol-ngobrol dulu, mbak Sulis udah berdiri aja di depan pintu?"
"Iya, Pak."
"Padahal buka aja pintunya, mbak, nggak usah nunggu saya ngetok,"
"Oh, iya. Bener juga ya, pak," kata mbak Sulis menunduk malu.
"Ini keponakan-keponakan saya, mbak," Praja memperkenalkan masing-masing keponakannya. Mbak Sulis dengan sopan menyapa Tiga Dewa dan mereka membalas sapaan mbak Sulis.
"Mari masuk," kata mbak Sulis sambil sedikit mundur dan membukakan pintu lebih lebar, memberi jalan masuk.
Ruangan pertama yang mereka masuki adalah sebuah ruangan luas yang memiliki empat jalan akses menuju ruangan lain. Di seberang pintu terdapat tangga besar. Pada puncak tangga utama terdapat landasan yang hanya memiliki sebuah meja kecil dengan vas berisi bunga hiasan. Dari landasan itu, terdapat tangga yang menuju sisi kiri dan kanan rumah.
Di sisi kiri dan kanan pada lantai dasar terdapat lorong yang menuju masing-masing sayap rumah, sedangkan dua jalan lainnya terletak di samping tangga. Jalan tersebut menuju ke area dapur dan ruang makan, juga halaman belakang. Di area belakang itu pun terdapat ruangan-ruangan yang dulunya merupakan area untuk pelayan, lengkap dengan ruang duduk, kamar-kamar, dan kamar mandi.