Tidak terjadi apa-apa.
Tiga Dewa sudah menahan napas, mengira akan terjadi sesuatu yang hebat. Tapi ternyata tidak. Meskipun, tombol yang tadi ditekan oleh Praja tetap pada posisinya menjorok ke dalam.
"Terus... udah, gitu?" tanya Eza.
"Coba pencet semuanya, om!" seru Wayu.
"Nah, om juga awalnya ngira gitu, harus dipencet semua. Tapi liat nih," Praja kemudian menekan satu bulatan lagi yang ia pilih secara acak. Ketika bulatan itu sudah ditekan sampai mentok, bulatan yang ditekan sebelumnya kembali ke posisi semula. "Begini jadinya. Kalau kita tekan bulatan lain, dalam keadaan ada bulatan yang sudah ditekan, maka bulatan yang sebelumnya itu akan kembali ke posisi semula. Kita coba lagi,"
Praja menekan bulatan-bulatan secara acak, dengan kombinasi yang berbeda-beda. Banjarmasin dan Balikpapan. Jakarta dan Lhoksemauwe. Palembang dan Nias. Surabaya dan Semarang. Timor Leste dan Makassar. Mereka juga mencoba beberapa kombinasi lainnya, tapi akhirnya tetap sama. Tombol pertama yang ditekan kembali ke posisi semula, ketika mereka menekan tombol lainnya.
Lama-lama mereka bosan karena kehabisan akal.
"Kita coba sekali lagi, deh, abis itu udahan," kata Eza yang masih penasaran. "Coba... hmmm... Jakarta dan Nias. Kita belom coba itu."
Praja menekan tombol Jakarta, lalu Nias. Mereka semua terkejut ketika mendapati tombol Jakarta tidak kembali ke posisi semula. Sekarang ada dua tombol yang tetap menjorok ke dalam. Tiga Dewa yang tadinya bosan, menjadi bersemangat lagi karena kemajuan itu.
"Wah, om belom pernah nyoba dua tempat ini. Makanya baru tau, hebat kamu!" seru Praja yang ikutan semangat.
"Oke, oke, sekarang kita teken yang mana lagi, ya?" tanya Tama. "Coba Lhoksemauwe!"
"Jangan, Banjarmasin aja!" seru Eza.
"Balikpapan aja!" sahut Wayu.
Mereka menghabiskan semenit bendebatkan yang mana yang mau dipencet. Akhirnya Praja yang memutuskan untuk menekan Semarang.
KLAK!
Dua tombol yang sebelumnya kembali ke posisi semula secara berbarengan.
"YAAAAAAAAAAH!" seru Tiga Dewa.
"Jadi kayaknya kita harus pencet tombolnya sesuai urutan yang bener ya, kalau nggak dia bakal balik ke posisi semula," pikir Eza. "Kita udah tau urutan pertama, Jakarta dan Nias. Kita harus tau urutan ketiga."