Cinta bukan hanya sekadar siapa yang lebih dulu bertemu. Tapi siapa yang lebih dulu mengikrarkan namamu di depan penghulu.
***
Sebulan berlalu, hari-hari berat dalam hidup Nabila akhirnya mampu ia lalui meskipun ia sendiri belum yakin telah berdamai dengan hatinya, yang ia tahu sekarang adalah kehadiran Fahri mulai mampu membuatnya mulai merasa nyaman.
Jenuh karena sendirian di rumah akhirnya Nabila membuka sosial medianya yang sejak sebulan yang lalu tidak pernah ia kunjungi, banyak DM masuk ke akun Instagram miliknya dan tentu saja hampir keseluruhan DM tersebut dari kekasihnya, Ezhar. Dengan tangan bergetar dan degup jantung berkejaran Nabila membuka ratusan pesan itu. Namun ia hanya menyempatkan membaca pesan terakhir dari kekasihnya itu, ia tidak akan sanggup bila harus membaca semua pesan-pesan yang tentu saja akan mengusik hatinya. Ia sedang belajar memantapkan hati untuk melupakan cinta pertamanya dan membuka hati untuk Fahri, laki-laki yang kini lebih berhak memiliki raga dan hatinya seutuhnya.
"Nabila, entah ini pesanku yang keberapa kali, aku tidak pernah menghitungnya, yang kulakukan hanya menghitung hari untuk segera bertemu denganmu, aku yakin kamu baik-baik saja meskipun perasaanku di sini seperti kapal di lautan lepas yang terombang-ambing ombak tanpa tujuan karena tanpa kabar darimu. Maaf, liburan semester 4 bulan depan aku nggak bisa berkunjung ke Jombang, aku mulai membantu di kejaksaan, Papa menawarkan pekerjaan itu agar nanti setelah lulus sarjana hukum aku langsung bisa bekerja, aku janji saat aku datang melamarmu nanti aku sudah menjadi pengacara sukses, tunggu aku ya? Jaga hatimu untukku. I miss u so much Nabila."
Setelah membaca pesan terakhir Ezhar, tangis Nabila seketika pecah, ia peluk erat ponsel itu ke dadanya berharap mengurangi rasa sesak yang menghimpitnya. Masih dengan tangan bergetar ia mulai menghapus semua pesan itu lalu meng_unfollow instagram Ezhar. Namun sebelum ia melakukannya, Nabila menuliskan pesan singkat untuk yang terakhir kalinya kepada Ezhar.
"Maaf, maaf, dan maaf aku Zhar."
Setelah mengirim pesannya Nabila lalu menghapus semua akun sosial media miliknya yang terhubung ke akun sosial media Ezhar, lalu ia mengganti dengan akunnya yang baru kecuali facebook, Nabila hanya menyisakan akun Facebook lamanya karena di dalamnya berisi semua kenangan semasa SMA bersama teman-temannya.
Setelah perasaannya berangsur tenang Nabila berjalan menuju dapur, sebentar lagi suaminya akan pulang, ia ingin memasak makanan spesial untuk suaminya, dan selama sebulan ini juga Nabila sudah mulai belajar memasak dari tutorial YouTube untuk membunuh waktu saat sendirian di rumah. Nabila bersyukur Fahri selalu memakan masakannya dengan lahap meskipun Nabila tahu masakannya tak seenak masakan ibunya.
Senyuman terkembang di bibir Fahri saat ia mendapati istrinya yang sedang serius berkutat dengan peralatan dapur, ia lepas sepatunya lalu berjalan pelan mendekati Nabila yang belum menyadari kehadirannya.
"Masak apa Sayang?" bisik Fahri dengan tiba-tiba sembari melingkarkan kedua tangannya ke tubuh Nabila dengan mesra, Nabila membeku sesaat karena merasakan kehangatan tubuh bagian belakangnya, sedetik berikutnya ia segera tersadar dengan perlakuan manis Fahri lalu tersenyum.
"Sudah pulang Mas? Kok aku nggak dengar ya?" tanya Nabila sambil melanjutkan kegiatannya.
"Kamu serius sekali Dek sampai nggak nyadar aku datang," balas Fahri sambil menyandarkan dagunya di bahu Nabila.
"Ayo makan dulu lalu sholat dzuhur Mas," ajak Nabila sambil melepaskan kedua tangan Fahri yang melingkar di perutnya lalu berbalik badan menghadap Fahri, ia tatap netra hitam milik Fahri dengan lekat, Nabila bisa menemukan cinta yang tulus di sana untuknya.
Fahri membalas tatapan Nabila lalu tersenyum, ia belai rambut Nabila yang tergerai lurus lalu ia elus pipi putih Nabila dengan mesra. Mengagumi kecantikan perempuan yang baru saja dinikahinya sebulan lalu.