Tiga Raga

A. R. Pratiwi
Chapter #11

Akari

Tampak samar-samar cahaya lampu yang begitu terang dalam pandangan Akari. Suara manusia lain pun tampak menggema di telinganya. Tidak jelas namun Akari mengerti jika itu suara teriakan laki-laki. Ia terus memanggil-manggil nama “Akari”.

“Akari! Akari bertahanlah, kakak mohon. Kakak tahu Akari bisa melewati ini. Sebentar lagi dokter akan menolongmu,” ucap Alata di sepanjang lorong koridor menuju ruang gawat darurat. Ia benar-benar tidak ingin terjadi hal yang tak diinginkan kepada adiknya, Akari. Ia terus memohon agar Akari bisa bertahan.

Akari kini berlumuran darah karena kecelakaan yang menimpa dirinya. Pengemudi mobil yang menabrak Akari juga dilarikan ke rumah sakit yang sama dengannya. Mereka terluka cukup parah. Akari dengan patah tulang di lehernya dan luka-luka di bagian lengan juga kakinya. Sedangkan pengendara mobil itu patah tulang di bagian kakinya karena terjepit bagian depan mobil kemudian kepalanya terbentur setir mobil. Setelah Akari masuk ruang gawat darurat mama dan papanya datang menghampiri Alata dengan isak tangis histeris. 

Saat itu mama dan papanya beserta Akira sudah berangkat terlebih dahulu ke rumah baru. Mereka berpikir Akari masih ingin bermain lebih lama dengan teman-temannya. Mereka memutuskan untuk berangkat lebih dulu dengan membawa semua barang-barang milik mereka dan ketiga anaknya, sedangkan Akari nanti akan menyusul bersama kakaknya, Alata menggunakan sepeda motor. Namun, kejadian mengerikan menimpa putrinya, tanpa sangka dan duga. Dengan perasaan berkecamuk mereka langsung memutar balik arah mobil mereka menuju rumah sakit yang diberitahukan oleh Alata di telepon sebelumnya.

“Akari… bertahanlah sayang, mama mohon. Jangan tinggalkan mama,” isak mama Akari di pelukan suaminya. Mereka terisak di depan ruang gawat darurat.

Lihat selengkapnya