"Kakak..." panggil Akari lirih. Ia melihat Alata sedang menyiram bunga di halaman depan. Papa, mama dan Akira sepertinya sedang kekuar rumah. Mobil mereka tidak ada di garasi. Alata yang melihat celana Akari terbakar sebagian juga luka di kakinya terkejut.
"Akari! Apa yang sudah terjadi? Kakimu kenapa?" tanya Alata berlari memeluk adiknya.
"Akari terjatuh. Tapi tolong jangan bilang mama dan papa. Akari takut mereka marah," pinta Akari kepada Alata. Ia mengajak Akari duduk di ruang tamu.
"Pikirkan itu nanti saja. Sekarang ayo kakak obati dulu lukamu. Ini harus segera ditangani. Kamu tunggu disini dulu, kakak akan ambilkan p3k," ucap Alata kemudian berlari ke kamarnya untuk mengambil kotak peralatan pertolongan pertama.
"Akari, apa yang sudah terjadi?" gumam Alata menuruni anak tangga. Sesampainya di anak tangga paling bawah terlihat Akari berusaha menahan rasa sakitnya. Alata bergegas menghampirinya.
"Kita siram dulu dengan air yang mengalir," ucap Alata kemudian menyuruh Akari ke keran air di kamar mandinya. Akari merasakan panas di lukanya sedikit berkurang. Kurang lebih tiga puluh menit Alata mematikan keran air.
"Kakak kira sudah cukup. Apa masih terasa sakit? Atau masih terasa panas?" tanya Alata mencoba tenang.
"Sebenarnya apa yang sudah terjadi Akari? Kenapa bisa sampai seperti ini? Kita membutuhka. dokter untuk penanganan selanjutnya," ucap Alata menutup luka Akari dengan kasa steril kemudian mengajak Akari ke dokter terdekat. Ia berlari menyabet kunci sepeda motor dan dompetnya di meja televisi. Mereka menaiki sepeda motor mencari pertolongan medis.
"Kak, maaf. Akari membuat kakak khawatir," ucap Akari di boncengan Alata.
"Tak apa. Kakak menyayangimu, itu sebabnya kakak khawatir." Alata menjawab pernyataan Akari tanpa menoleh. Ia sibuk memperhatikan jalan dengan menggenggam tangan Akari.
Sesampainya di rumah sakit Alata segera menggendong Akari untuk meminta pertolongan. Dokter pun datang. Akira mendapat perawatan disana.
###
"Akari, turun nak. Makan malam sudah siap!" teriak mama Akari dari dapur. Alata yang mengetahui tentang keadaan Akari hanya terdiam. Tidak tau harus mengatakan apa.