Tiga Raga

A. R. Pratiwi
Chapter #26

Darmawisata

(Ujian kelulusan SMP)

Waktu kian berlalu, ujian kelulusan sudah di depan mata. Waktu untuk anak tahun ketiga membunyikan genderang perang. Mereka tengah bergerilya untuk perang esok hari. Sampai suatu ketika hari peperangan itu menyapa, semua siswa tahun ketiga bersiap menuju medan perang bersenjatakan alat tulis. Debaran dada tak terelakkan. Meskipun hanya ruang kosong dengan lembaran kertas, semua itulah yang akan mententukan jalan hidup selanjutnya.

“Semangat kalian! Kita pasti bisa. Kita tuntaskan sekarang, lalu pergi darmawisata.” Satoru menaikkan kepalan tangannya keatas bersorak.

“Kamu megejar hasil ujiannya atau acara camping-nya?” Ledek Akari.

“Sudah sudah, mari masuk,” ajak Maiko.

Mereka pun masuk ruangan masing masing untuk mulai berperang. Hari ini dan beberapa hari kedepan akan selalu seperti ini. Belajar dan berkutat dengan lembar jawaban. Sampai akhirnya ujjian kelulusan berakhir dengan semestinya. Degup jantung ujian mereka mulai mereda. Digantikan degup jantung hasil jerih payah mereka. Sekolah mengumumkan hasilnya lewat mading sekolah. Betapa malunya jika ada yang tidak lulus. Namun mereka bersyukur, tidak ada yang tidak lulus.

“Yuhuuu, Satoru lulus bung!” ucapnya kepada Seiko, Tama dan Tomi.

Terlihat Akari, Maiko, Mari serta teman sebangku Mari yang bernama Azumi berkumpul sedang tertawa senang. Dihampirinya Akari dan teman temannya untuk memamerkan kelulusannya. Seiko, Tama dan Tomi mengikuti saja.

“Hey! Aku lulus dong!” kejut Satoru kepada keempat gadis didepannya. 

Akari memukul bahunya karena terkejut. Satoru mengaduh pelan. Teman temannya menertawakan Satoru yang dipukul Akari.

“Sakit Akari,” adu Satoru

“Biarin. Siapa suruh,” marah Akari.

“Oke oke, aku minta maaf.”

“Eh, darmawisata pekan depan kita satu tim yuk, butuh 6 atau 8 orang bukan?” ajak Tama dengan mengedipkan sebelah matanya pada Azumi.

“Yaaah, Sepertinya nanti akan ada yang sekalian kencan.” Mira menyengol bahu Azumi. Yang disenggol hanya tersenyum menunjukkan dua jarinya.

“Wah, kalian pacaran mulu. Aku kapan?” gerutu Satoru kemudian turut menyenggol bahu Akari. Semua tertawa.

“Oke.” jawab Akari lantang.

“Oke apa? Pacaran? Iya? Benarkah? Serius?” tanya Satoru mendesak.

“Ih apa sih? Aku menjawab ajakan Tama. Oke kita satu tim,” balasnya dengan mengacungkan kedua jempolnya.

“Yahahaha, decline dude!” tawa Seiko. Tomi, Tama, Maiko, Mari dan Azumi turut tertawa. Satoru menggoyang goyangkan bahu Akari geram yang membuat Akari tertawa. Satoru sepertinya kesal dengan jawaban juga tawa teman temannya.

“Tahu ah! Kamu jahat Akari,” gerutunya dengan menyilangkan tangan.

“Sabar sob, selalu ada pelangi setelah badai,” tambah Tomi. Tangan kirinya menepuk bahu Satoru, sedangkan tangannya dilambaikan ke udara seolah membuat gambar pelangi disana. Satoru semakin kesal lantas pergi menuju kantin.

“Yahh, dia kabur,” tawa Tama. Ketiga temannya mengikuti langkah Satoru.

“Hey. Jangan lari dari rasa sakit dong,” Imbuh Seiko. Tama tertawa menepuk bahu Seiko. Ketiganya kembali tertawa saat mengejar Satoru.

“Kode banget sih dia, sampai malu sendiri seperti itu.” Azumi geleng geleng kepala. Mereka berempat pun mengikuti Satoru dengan berbekal tawanya masing masing. Masih tidak habis pikir kepada Satoru yang seperti itu.

###

Lihat selengkapnya