“Hey bangun! Jangan pura pura tidak mendapatkan hukuman.” Seiko membangunkan Satoru yang masih asik dengan mimpinya.
“Satoru! Bangun! Mereka harus sarapan!” teriak Akari dari luar tenda Seiko.
“Berisik Akari, masih gelap!” protes Tomi lantas menutup tubuhnya dengan selimut. Akari menarik selimut Tomi dan membuangnya kepada Satoru.
“Ini sudah pagi! Satoru bangun!” Akari mulai kesal dengan Satoru.
“Baiklah jika tidak mau, aku akan masak berdua saja dengan Seiko. Akan kuadukan kepada Pak Ko jika kamu tidak mengerjakan hukuman darinya! Ayo Seiko kita masak berdua saja,” final Akari lantas menarik tangan Seiko keluar dari tenda dan menuju dapur utama. Mendengar hal itu Satoru membuka matanya terkejut.
“Berdua? Mereka tidak boleh berduaan!” ucap Satoru kemudian melempar selimutnya dan duduk. Diambilnya jaket miliknya lalu dikenakan.
“Hey! Tunggu! Aku ikut! Kalian tidak boleh berduaan sepagi ini! Heeyy!!” teriak Satoru tergesa gesa mencari sandal untuk mengejar Seiko dan Akari. Tama dan Tomi ikut duduk dan geleng geleng kepala melihat tingkah laku Satoru
Saat sampai di dapur utama, Akari berbagi tugas dengan Satoru. Namun tiba tiba ada yang meneriaki namanya dan nama Seiko dari kejauhan.
“Akari! Seiko, kalian tidak boleh berdua…” kalimat Satoru terhenti saat melihat Bu Ami, Bu Mina, Pak Ko dan Pak Gin turut andil dalam memasak pagi ini.
“Memang siapa yang berduaan? Ada 6 orang disini Satoru,” jawab Seiko yang membuat bapak ibu pembimbing tertawa.
“Kalau dibilang Akari berduaan dengan pria lain langsung bangun, dari tadi pura pura tidak dengar,” tambah Seiko. Satoru terkekeh menggaruk tengkuknya.
“Makanya cepat bangun, biar tidak diambil orang lain. Sekarang sini bantu bapak memotong sayuran,” ujar Pak Ko.
“Suruh cuci muka dulu pak. Pasti bangun tidur langsung kesini,” Pinta bu Ami,
Semua tertawa mendengar candaan bu Ami. Satoru yang merasa dibicarakan bergegas ke kamar mandi untuk cuci muka dan bersih bersih. Setelah selesai ia membantu yang lain untuk memasak dan menyiapkan sarapan. Pukul 7 tepat makanan disajikan, semua peserta antri untuk mengambil makanan. Pukul 9 pagi semua terselesaikan termasuk mencuci alat masak dan bersih bersih.
“Bu Ami, setelah ini boleh jalan jalan?” tanya Maiko menghampiri Bu Ami.
“Jalan jalannya nanti saja, setelah ini kita akan menuju pantai didekat tebing. Sebelum cuaca semaki panas,” ucap Bu Ami
“Waaah, pantai. Baik bu terima kasih. Saya akan bersiap siap,”