Tiga Raga

A. R. Pratiwi
Chapter #29

Kembali bertemu denganmu

“Ryu bangun, sepertinya di luar sana adalah pantai.” Sora menggoyang goyangkan ekor Ryu. Ryu hanya menggeram karena lelah menghancurkan pintu hingga tinggal setengahnya. Sora mendekat ke pintu gua.

“Kamu kemarin melanjutkan tanpa aku? Kurasa pintu itu semakin lebar sekarang,” terka Sora dengan melihat keluar pintu gua.

Ryu hanya menoleh lantas kembali tidur. Namun sepertinya ia tertarik untuk bangun karena terlihat sekilas suasana pagi yang indah di sekitar pantai. Sora kembali berjalan mendekati Ryu. Ia mengambil karung makanan dan duduk disampingnya.

“Baiklah. Sekarang kita sarapan dulu, lalu melanjutkan rencana kita selanjutnya,” ucap Sora sembari membuka karung makanan. Mereka mulai sarapan untuk mengisi tenaganya dengan sesekali melihat indahnya laut di pagi hari.

Setelah selesai sarapan, mereka melanjutkan kembali rencana mereka untuk menghancurkan pintu gua. Ryu yang akan mengambil alih terlebih dahulu. Bergantian tiga jam sekali. Usaha mereka tampaknya tidak sia sia, batu itu semakin lama semakin rapuh. Tidak perlu semburan api lagi ia sudah pecah berkeping keping. Tiga jam berlalu, sekarang giliran Sora yang mengambil alih. Ia dengan mudahnya memukul pintu batu dengan sekali hantam. Saat tinggal satu per lima bagian lagi, terdengar suara manusia dari luar pintu gua. Sora memutuskan untuk kembali masuk.

“Ryu, sepertinya diluar sana ada manusia. Kita lanjutkan atau tidak?” tanya Sora yang sudah pasti tidak akan mendapat jawaban apa apa. Ia memutuskan untuk mengintip apa yang sedang terjadi di luar sana.

“Mari ayo Mari! Percepat langkahmu ayoo. Yaaaa!! susul terus! Jangan kasih kendor Mari! Iya begitu!”

Suara teriakan bersorak terdengar. Seolah sedang berlomba. Sora menatap lebih lekat siapa yang ada diluar sana. Dua orang gadis yang sedang lomba lari. Sora seperti tidak asing dengan gadis yang berlari di belakang. 

“Apakah itu Akari? Tapi tunggu, fisiknya sedikit berbeda. Wajah dan rambutnya berubah?” Sora mengingat ingat wajah Akari saat bersamanya dulu. Sangat berbeda.

“Ayo Akari, kalahkan Mari lagi!”

“Satoru mendukungmu Akari! Cepatlah!”

“Akari? Mereka memanggilnya Akari? Benarkah dia Akari? Apakah dia Akari yang aku kenal? Mengapa wajahnya tidak sama?” Sora menunduk mengepalkan jari.

“Yes! Akari menang lagi bung! Hahaa,”

Teriakan itu membuat Sora ingin melihat kembali apa yang sedang terjadi. Ia tak sengaja menjatuhkan beberapa bongkah batu saat ingin mengintip keadaan di luar.

“Aduhh,” adu Akari kesakitan.

“Oh tidak! Akari terjatuh!” bisik Sora lalu merangkak masuk dan duduk disamping Ryu. Ryu melihatnya heran. Apa yang sedang terjadi?

“Akari terjatuh, Akari terjatuh karena batu yang aku runtuhkan, apa yang harus aku lakukan sekarang?” Sora memeluk lututnya bingung. Mendengar hal itu Ryu menggeram kesal. Apa yang sudah kamu lakukan? Seperti itu misalnya.

“Halo? Apakah ada orang? Haloo?”

“Jangan menggeram Ryu, ada manusia yang masuk kesini!” bisik Sora.

“Akari jangan masuk kesana!”

Lihat selengkapnya