Amar, Abil dan Mbah sedang duduk malas-malasan di ruang Tv sambil memakan nasi bungkus yang mereka beli di warung bu haji Samsul. Nana mengendap pelan, keluar dari kamar Ibu Kos sambil menggotong peralatan make up ibunya menuju ke kamarnya sendiri. Hal itu membawa keheranan tersendiri bagi mereka, karena selama ini Nana tidak pernah pakai make up.
20 menit kemudian bel rumah berbunyi, ting tung! Nana meluncur cepat menyambut tamu. “Mas, nanti kalau Ibu nyari Nana, bilang Nana keluar sebentar sama teman-teman,” kata Nana kepada tiga lelaki yang sedang duduk santai itu.
Ketiga orang itu bukannya merespon, malah bengong. Mereka terkejut bukan main melihat Nana.
Teman-teman Nana datang menghampiri.
“Na, ayo …” kata salah satu dari teman-teman Nana.
Abil, Amar dan Mbah makin bengong.
“Iya, bentaar! Mas, Nana pergi dulu ya,” ujar Nana.
“Dada Nana …” kata Amar melambaikan tangan dengan menahan tawa.
Teman-teman Nana juga pamit. Mereka pergi keluar rumah, hilang dari pandangan.
“Hahahaha!”
Melihat segerombolan cewek ABG dengan alis setebal ulat berbulu domba membuat Abil, Amar dan Mbah tertawa lepas menyemburkan nasi yang sedang mereka kunyah.
“Mar, Mar tau nggak itu geng apa namanya?” tanya Abil sambil senyum-senyum.
“Apaan?”
“Geng Alis Shinchan!!”
“Buaaaahahahahaaa ….”
-----------------------
Nana memutuskan untuk memakai make up setelah sesi motivasi OSPEK di kampusnya.
“Adik-adikku yang budiman dan budiwati, kalian ini sudah bukan lagi remaja SMA. Kalian harus berubah secara pikiran dan juga mental. Agar tidak merepotkan orang tua. Demi menuju masa depan yang cerah. Itu .…” Seorang senior memberi nasihat dengan gaya jalan emas. “Menurut kalian, bagaimana cara menuju dewasa?” lanjutnya memberi pertanyaan pada adik-adik junior yang diospek.
“Saya kak! Mulai berusaha mandiri dalam pengambilan keputusan.”
“Bagus … ada lagi?” Senior manggut-manggut.
“Saya kak! Mulai berpikir tentang perencanaan investasi untuk masa depan.”
“Bisa juga … ada lagi?”
“Saya kak! Membaca novel dewasa …” ujar salah satu peserta.
“Eh, Enak juga baca yang komik. Ada gambarnya.” Peserta lain menimpali.
“Enakan film dong. Gerak.” Suasana semakin riuh.
Seniornya bingung. “Kok arahnya ke sini,” pikirnya dalam hati. Ia lalu memecahkan kericuhan peserta. “Kalian semua salah, paling enak itu ngintip. Siaran langsung!”
Hening.
Sesi motivasi itu benar-benar membuat Nana ingin berubah, ia ingin menjadi lebih dewasa karena selama ini ia merasa masih seperti anak-anak yang manja. Sudah saatnya ia dewasa sehingga ia dapat berbakti menjaga ibunya.
Nana selalu kagum dengan wanita karir yang bermake up dengan baik. Untuk itu, ia memulai menjadi dewasa dengan belajar menggunakan make up. Namun dia salah tempat belajar. Dia belajar pada teman-teman seangkatannya di kampus. Sekelompok cewek amatiran yang pedenya luar binasa. Geng yang dinamakan geng alis shinchan oleh anak kosan ini beranggotakan 5 orang, yaitu Nana, Alia, Nita, Mai dan pemimpin grup, Fitri.
----------------------
Di Rumah Sakit Gigi dan Mulut tempat Arin menimba ilmu, Abil dan Mbah duduk di dental chair bersebelahan. Arin bertugas merawat Mbah dan Abil dirawat oleh Ratih. Keduanya akan diberikan perawatan Scaling untuk membersihkan karang gigi.
“Eh, Tih, ini beneran nggak sakit?” tanya Abil yang gemetar karena takut.
“Nggak kok, Mas.” Ratih berusaha meyakinkan Abil.
“Emang karang gigi itu apa ya? Saya kok deg-degan ini. Gimana kalau tunda dulu deh. Nanti saya bersihkan sendiri di rumah, jadi besok datang ke sini pura-pura dibersihkan saja.” Abil keringat dingin.
“Nggak bisa Mas, karang gigi itu cuma bisa dibersihkan dengan alat khusus yang ada di kedokteran gigi.” Ratih memberi penjelasan pada abil.
Karang gigi adalah plak gigi yang mengeras. Plak gigi sendiri terbentuk ketika lapisan tipis air ludah menempel pada gigi dan bergabung dengan bakteri dan sisa makanan. Karang gigi akan tumbuh sedikit demi sedikit bila tidak dibersihkan. Hal ini dapat menyebabkan peradangan pada gusi, gusi sering berdarah, gigi menjadi goyang dan dapat menjadi salah satu penyebab bau mulut.
Karang gigi hanya dapat dibersihkan dengan perawatan scaling. Sikat gigi dan obat kumur dapat menghilangkan plak tapi tidak dapat menghilangkan karang gigi.
“Ooh begitu. Ya sudah deh, jikalau demikian adanya saya mau.” Abil mulai tenang. “Tapi, perlakukan saya dengan lembut ya. Ini pengalaman pertama saya,” katanya dengan genit.
“Tenang aja Mas," ujar Ratih dengan senyum menenangkan. “Ini juga aku pertama kali scaling. Hmmm, ini cara pakai alatnya gimana ya?” Ratih mengutak utik alat scaling itu. “Kyaaa airnya mancur…” jeritnya karena kecipratan air.
“Mati saya …” pikir Abil dalam hati.
----------------------
“Mar, lihat dong gigi kita. Bersih ....” Abil membangga-banggakan giginya.
“Sakit nggak?” tanya Amar.
“Laki kok takut sakit? Dasar lemah,” jawab Mbah dengan sombong.
“Mbah, bukannya tadi kamu ngompol dikit?” kata Arin.
Semua pandangan tertuju pada Mbah.
“Mmm ... waaah, cuaca hari ini cerah (padahal di dalam rumah),” jawab Mbah nyelimur.
Hening.
Arin celingak celinguk, mencari Nana.
“Lagi keluar sama geng alis Shinchan,” kata Amar.
“Geng alis shinchan?” tanya Arin heran.
“Nanti kamu juga tahu .…” Ketiga lelaki itu cekikikan.
“Ah, ya sudah. Ada yang laper? Mau kumasakin?” Arin menawarkan diri sebagai rasa terima kasih karena Abil dan Mbah mau dirawat.