Tiga Titik Temu

Asep Hendra Kurnia
Chapter #4

Malam Bagi Risa #4

Matahari kian terik. Hilman pun segera menjemur keset-keset masjid di halaman belakang masjid. 

Matahari terus bergulir. Hari terasa cepat berlalu, malam pun terjadi.

Risa tampak gelisah di atas kasur. Sendiri bergulung selimut dan mendekap guling. Ia seakan coba menghangatkan badan. Tapi malah sesak yang di dapat. Ia pun jadi muak pada diri sendiri. Seketika ia bangkit dan tertegun. Kejenuhan sungguh membuatnya mati rasa. Risa lupa belum menutup gorden jendela. Ia pun bangkit dan tanpa sengaja perhatiannya terpancing sesosok gadis yang tampak kaku di depan gerbang rumah itu. Itu, itu rumah yang baru selesai direnovasi pria jangkung itu.

Risa bisa dengan leluasa memperhatikan dari balik jendela kamar kosan lantai tiga. Meski dengan penerangan yang tidak terlalu terang, mata Risa masih jeli. Itu seperti gadis pengamen tadi. Meski pakaiannya ganti, tapi ikat rambutnya masih yang tadi siang, tali rambut serupa bulu kelinci. Tidak lama kemudian, lelaki jangkung itu membuka pintu gerbang dan menghampiri gadis yang tampak kikuk itu.

"Yah, itu gadis yang tadi siang di taman. Perawakannya, rambutnya yang ikal sebahu. Pasti belum pernah di smoothing. Gadis pengamen itu mau ngapain?" Pikir Risa. Onaknya jadi membelukar sambil terus memperhatikan.

Lihat selengkapnya