Hilman sudah mengumandangkan adzan Maghrib. Danu sudah mandi dan sedang ngopi. Ia tampak menunggu di teras depan. Ia duduk selonjoran di keramik berteman asbak dan segelas kopi. Hatinya deg-degan dan otaknya terus ia putar. Bagaimanapun ini kali pertama baginya, ia akan melakukan sesuatu untuk dirinya dan gadis lugu itu. Gadis lugu yang ia janjikan pekerjaan.
Tidak lama berselang, Gadis lugu bernama Titin itupun datang. Ia celingukan di balik gerbang besi. Gerbang besi hitam yang sudah kering tapi bau catnya masih tercium. Danu pun tersenyum menyambut Titin. Senyuman Danu rupanya Ampuh untuk menghapus sedikit batas asing antara dirinya dan Titin.
"Ayo masuk, angap rumah sendiri," ucap Danu dan Titin menanggapinya dengan anggukan. Danu pun berhasil membawa Titin masuk.
"Maaf, belum ada kursinya, ayo duduk." Titin pun duduk berhadapan dengan Danu. Mereka duduk di atas karpet spon murahan. Titin mengenakan celana jeans ketat selutut dan kaus yang juga ngetat motip daun singkong tiga ruas warna oranye. Ia duduk bersila.
"Sebentar, saya ambil minum dulu," ucap Danu seraya bangkit dan mengambil dua buah minuman kotak dan menyuguhkannya pada Titin.
"Terima kasih," ucap Titin. Danu lantas membuka laptop dan menyalakannya.
"Mmm, Titin, kamu tahu gak, aplikasi seperti B*go live? Atau syukur-syukur kamu pernah coba aplikasi live streaming seperti itu?"
"Oh, iya tahu, pernah sih coba, tapi boros kuota hihi," jawab Titin polos.
"Nah, Abang ada nih, aplikasi seperti itu, cuman ini ngasilin duitnya jauh lebih banyak. Hasilnya bisa puluhan juta perbulan lho," ujar Danu memancing antusiasme Titin dan itu berhasil.
"Masa sih?" Titin jadi penasaran.
"Tapi sebelumnya, kamu jangan tersinggung ya, kalo kamu gak mau, Abang gak bakalan maksa ya, semua terserah kamu, oke?" Mendengar ucapan Danu yang satu itu Titin agak termenung. Danu berucap lagi, lebih pelan kali ini, hampir seperti bisikkan.
"Nih, lihat. Kalo kamu gak mau wajah kamu terlihat jelas, pake masker atau topeng juga boleh. Abang gak bakalan maksa ya, kalo mau silahkan, kalo gak mau juga ya gak apa-apa. Tapi kalo gak mau kamu jangan bilang Ama siapa-siapa yah?" ucap Danu sambil membalikkan layar laptopnya pada Titin. Tidak perlu waktu lama, Titin pun mengerti aplikasi seperti apa yang Danu maksud. Terlihat di layar laptop itu seorang perempuan muda sedang joget-joget sambil duduk dan hanya mengenakan pakaian dalam dan masker.