🍁
Hana mendekat kearah meja makan, menyapa semua yang ada disana dan beralih memperhatikan Laki-laki dihadapannya dengan seksama. Bahkan dengan tidak tau malunya Hana menyuntik lengan Mark dengan telunjuknya, yang berhasil membuat Mark mengerang.
Gadis itu tersenyum melihat hasil perbuatannya, lalu duduk disamping Mark. Sepertinya Hana tidak bisa tahan untuk menggoda Mark.
Detik ini Hana membatalkan semua niatnya untuk melupakan laki-laki itu, Masa bodoh dengan surat yang ia terima.
Bagaimana bisa Mark yang tampan berubah menjadi sangat sangat tampan saat berpakaian formal seperti ini? Amazing.
Baiklah, Hana sudah kalah, Gadis itu tidak bisa berpaling dari ketampanan hakiki milik Mark. Dirinya memilih saran Mina untuk bersabar dan melupakan kata-kata Yeri untuk menyerah.
“Ganteng Banget,” gumam Hana, menumpu dagunya dengan tangan kanan. Mulai memperhatikan Mark yang duduk pasrah disampingnya.
Mark benar-benar ingin kabur saat ayahnya membawa Laki-laki itu kerumah Hana. Namun ayahnya tidak menerima penolakan, hingga Mark berakhir dimeja makan, duduk disamping Hana yang seakan sudah memberi lem di kursi itu.
“Ekhmmm”
Sang Ayah berdehem saat Hana masih saja memperhatikan Laki-laki itu, kedua orang tuanya benar-benar mewanti-wanti Hana yang tidak bisa jaga sikap.
Hana menyengir melihat sang ayah yang sudah melotot kearahnya, lalu merubah posisi duduk yang awalnya condong kearah Mark kini lurus kedepan.
“Kalian makin akrab ya?” tuan Marthin buka suara melihat keakraban mereka. Tepatnya melihat Hana yang sedari tadi melongok kearah Mark.
“Hehe, kan aku suka Mark om,” jawab Hana dengan polosnya, yang berhasil mendapat tendangan gratis dari seberang sana oleh sang ibu.
“akh!!” rintih Hana memajukan bibirnya, melihat sang ibu yang mengintruksikan agar Hana jaga sikap, karna jawabannya cukup membuat kedua keluarga saling memandang.
“Hehe, maksud aku….. aku suka otaknya Mark, dia cerdas hehe,” Hana meluruskan.
FYI, sebenarnya Hana lebih polos dari Renjun, hanya saja sifatnya yang centil membuat Hana tidak terlihat polos.
“Aku benar-benar nggak tau kalo Mark gede nya kayak gini, aku pikir dia kebarat-baratan, ternyata….” Hana melirik Mark sekilas, lalu kembali menoleh kearah Ayah Mark.
“Mark oriental,” bisiknya, yang membuat seisi ruangan tertawa.
Mood Hana kembali berubah dengan kedatangan Mark, walau sampai saat ini tujuan makan malam dilakukan tidak diketahui alasannya, namun Hana sangat senang, karna bisa menggoda Mark dari jarak dekat, memperhatikan Mark yang sedang makan, menendang-nendang pelan kakinya, menambahkan banyak lauk di nasinya dan menumpahkan air di baju Laki-laki itu.
Hana benar-benar puas melihat wajah Mark yang kesulitan menahan emosinya, Laki-laki itu tidak bisa memarahi Hana dihadapan orang tua mereka.
“Jadi Pak Gibran merelakan anaknya dijodohkan dengan pengusaha asal Malaysia itu?”
“Bisnisnya diambang kehancuran, dan itu jalan satu-satunya yang bisa menyalamatkan perusahaan.”
Hana mengangguk-angguk mendengar ocehan orang tuanya, sepertinya tujuan makan malam hari ini hanya untuk menggunjingkan rekan kerja mereka, Hana fikir dirinya benar-benar akan dijodohkan, ternyata tidak. Mengecewakan.
🍁
Yuna baru saja keluar dari mobil merahnya, seketika Gadis itu kembali masuk kala mata indahnya menangkap sepasang manusia tengah pamer kemesraan dihadapannya.
Matanya menyipit, dan keningnya bekerut, tangan Lia mulai mengepal dan rahangnya mengeras.
Bukankah kemarin Jeno mengatakan jika dirinya tidak memiliki kekasih? Lalu apa yang Yuna lihat sekarang?