🍁
“Lo nyandung dia!” erang Mark memandang tidak suka, lalu menenangkan Lia yang mulai berkaca-kaca.
“Haeh??”
Kening Hana terlihat sedikit berkerut.
“Aku gak nyandung dia, malah dia yang nendang aku.”
Gadis itu memajukan sebelah kaki kanannya, memperlihatkan noda kecil di kaus kaki yang bewarna putih itu.
“Bahkan udah terbukti,” Mark tersenyum kecut, Laki-laki itu sudah salah artian dalam menanggapi noda kecil di kaus Hana.
“Loh Kok? kan dia yang nendang aku, kenapa aku yang jadi tersangka sih?”
Hana mendekat kearah keduanya, tentu saja Hana tidak terima difitnah dengan cara seperti ini.
Sementara Lia semakin menundukan kepalanya ketakutan, membuat Hana terheran, dan Mark yang merasa Hana benar-benar melakukan hal itu pada kekasihnya, mereka tidak peduli dengan sekeliling yang sudah ramai dan saling berbisik menanggapi tragedy murahan yang baru saja terjadi.
“Lia, aku minta kamu jujur, apa dia nyandung kamu?” tanya Mark.
Menenangkan Lia yang sepertinya akan menangis. Terlihat dari ruang matanya yang mulai memproduksi banyak air.
Gadis itu mengangguk ”Hana….halangin jalan aku dengan kakinya, dan aku jatuh,” jelas Lia dengan rada takut.
“What? kok kenyataannya beda sih? Kamu menyudutkan aku tau gak?” Hana tidak percaya. Gadis itu mengipas wajahnya, ada hawa panas mendatangi Hana seketika.
“Udah, semuanya udah jelas!” Mark mulai membantu Lia berjalan meninggalkan Hana disana.
“Nggak, aku nggak terima, kenapa aku yang dirugiikan disini? Bukannya aku korban?” Hana mengejar keduanya dan menghalangi pasangan kekasih itu untuk pergi, Hana harus memperbaiki citranya terlebih dahulu dihadapan Mark .
“Kenapa sih?”
Akhirnya Mina dan yang lainnya datang saat melihat para siswa berkumpul ditempat itu, ia mendapati kedua sahabatnya sedang dalam emosi yang menggebu.
“Mina, jaga baik-baik teman kamu, dia udah mulai diluar kendali,” pesan Mark, meninggalkan mereka dan membawa Lia pergi.
Mark membawa Lia ke UKS sekedar menenangkan fikirannya, Laki-laki itu membantu kekasihnya untuk duduk di tempat tidur dan memberinya segelas air.
“Kamu baik-baik aja kan?” tanya Mark seraya mengelus rambut lurus Lia, Gadis itu mengangguk dan menoleh kearah Mark, lalu meletakan gelasnya.
Tangan Mark beralih melepas sepatu Lia dan memijat pergelangan kaki Gadis itu hati-hati.
Inilah Mark yang sebenarnya, Laki-laki itu memang baik dan peduli, namun Lia menyalah gunakan kebaikan Mark .
“Mark…. aku takut, kayaknya Hana pengen nyelakain aku,” bohong Lia. Ditatapnya Mark yang terlihat khawatir itu seraya memasang wajah ketakutannya.
Mark tersenyum lembut, dan beralih duduk disamping Lia, diraihnya tangan Lia yang tergeletak begitu saja dan digenggamnya.
“Nggak, dia nggak bakal berbuat sejauh itu,” tenang Mark, karna dirinya tau Hana adalah seorang gadis yang baik, dan perbuatannya tadi cukup membuat Mark kecewa.
“Mungkin Hana benci aku, karna kamu lebih memilih aku, bahkan ditempat yang ramai pun dia berani lakuin itu,, hiks…” akhirnya air mata itu berhasil keluar dari pelupuk matanya.
Applause untuk Lia yang telah berhasil menyelesaikan scenario singkatnya dengan setetes air mata yang membuat Mark dengan reflex memeluknya.
“Kamu tenang ya.. semua bakal baik-baik aja kok,” tenang Mark lagi dengan suara lembutnya, mengelus rambut lurus sebahu Lia.
Dari sinilah kekhawatiran Mark menjadi-jadi, Mark juga berasumsi jika mereka akan mengintimidasi Lia karna sudah berhasil meluluhkan hatinya, terlebih kejadian yang baru saja terjadi, membuat Mark ingin menjaga Lia lebih ketat lagi.
.
.
“Waaah Keren…”
Hana menggeleng tidak percaya, jika dirinya difitnah tidak senooh dengan kejadian yang cukup murahan, bahkan Hana sering melihatnya di sinetron.
“Udah, kamu nyerah saja,” timpal Yeri memberi minuman dingin miliknya, dan Raichan disamping Hana yang sedang mengipas Gadis itu dengan buku paket Biologi kesayangannya.
Melihat Hana yang gerah body dan hati, membuat Raichan dengan tulus ikhlas melakukan itu, hingga rambut Hana berterbangan meninggalkan bahunya, dan hawa sejuk datang bersamaan.
“Skenarionya Keren Banget, awalnya aku benar-benar heran pas si Lia nendang aku tiba-tiba, ternyata dia pengen fitnah aku dengan cara yang pasaran,” Hana tidak habis fikir, ia merasa dipermalukan.
“Kamu harus hati-hati, kayaknya dia menaruh dendam sama kamu,” terang Mina. Kini Gadis itu mulai mengkhawatirkan sahabatnya.
“Kamu juga bakal terluka jika terus kayak gini,” jelas Jeno.
“Hmm, masih ada yang lebih baik dari Mark, contohnya Nadilan Jaelani,” canda Dilan dengan memperlihatkan tanda V didagunya.
“Aku nggak suka cowok sok imut,” cemooh Hana.
Dilan malah melempar tisu bekas ingusnya pada gadis itu, membuat keduanya melakukan ritual gelud sejenak. Sebelum Renjun Tiba-tiba datang diantara ketegangan itu dengan membawa berita besar.
“WHY? Apa Song-Song couple rujuk?” Dilan terlihat exited.
Renjun menggeleng, Laki-laki itu baru saja mendapatkan sekilas info tentang Lami yang telah menjadi korban bullying.
Sontak sekelompok manusia itu mengerutkan dahi dan meninggalkan kelas, mencari keberadaan Lami sesuai dengan informasi yang mereka dapat dari Renjun.