TIME IS GONE

Dwi Budiase
Chapter #5

[BUS] Tragedi Hidup & Mati

"HIDUP DAN mati ibarat energi Yin dan Yang. Pemahaman hidup dan mati dalam konteks Yin dan Yang mengajak kita untuk merenungkan makna dari kedua fase ini. Dengan menerima bahwa keduanya saling terkait, kita dapat menemukan kedamaian dan kebijaksanaan dalam perjalanan hidup kita. Seperti dua sisi koin, hidup dan mati saling melengkapi, mengajak kita untuk menghargai setiap momen yang ada."

"Bagus sekali, Cantika! Nah, siapa yang tahu makna dari apa yang dijelaskan oleh teman kalian tadi?"

"Silakan, Abhin."

"Menurut saya adalah pentingnya menghargai waktu. Kita tidak pernah tahu tentang apa yang akan terjadi ke depannya tetapi kita bisa mensyukuri dan menyayangi orang selama dia masih ada di sisi kita untuk hari ini. Maka dari itu jangan menyia-nyiakan waktu sebab waktu terlalu berharga untuk diulang kembali. Terima kasih."

Setelah melalui pemeriksaan dan pengecekan secara menyeluruh, Hendra mendapati ada yang janggal. "Spesifikasi bus ini sebenarnya tidak layak jalan. Tubuh bus ini dipermak dan ditambahkan elemen yang baru jadi terkesan lebih mewah padahal bagian dalamnya pun sudah kelihatan usang dan tua. Rem dalam kondisi parah dan beberapa infrastruktur bus dalam kondisi berkarat akibat kurang perawatan. Sungguh miris. Pihak sekolah seharusnya mempertimbangkan armada yang digunakan sebab nantinya nyawa para siswa akan jadi taruhannya."

"Saya ingin meminta kejelasan terkait armada bus Kuda Kencana itu. Kondisinya benar-benar tidak layak jalan dan seharusnya sudah diperbaiki dari jauh-jauh hari! Kalian mau bertanggung jawab kalau misalnya anak-anak didik saya menjadi korban kecelakaan?"

"Baik, Ibu. Keluhan Anda sudah kami terima dan sekarang teknisi kami akan memperbaiki beberapa kerusakan dari bus tersebut."

Bus Kuda Kencana berdiri gagah di depan halaman SMA Negeri 1 Depok. Rombongan siswa kelas XII berjumlah 200 siswa akan memasuki lima armada bus yang telah disiapkan dengan masing-masing kapasitas tiap bus berjumlah empat puluh siswa. Setiap bus akan didampingi setidaknya dua guru wali pembimbing selama perjalanan berlangsung. Para guru diharapkan dapat memberikan hiburan dan pengalaman menyenangkan bersama anak-anak didik.

"Rute perjalanan kita hari ini adalah ke Taman Mini Indonesia Indah, Taman Margasatwa Ragunan, dan Batu Night Spectacular."

Perjalanan menuju TMII berlangsung menyenangkan diselingi dengan kuis berhadiah dari Kanaya. Ia berusaha mencairkan suasana dan memberikan kesempatan anak-anak untuk tidur sebab mereka kebanyakan merupakan begadang lovers yang terlalu bersemangat menanti perjalanan wisata hingga akhirnya tidak bisa tidur nyenyak.

Perjalanan pulang berlangsung mencekam. Kanaya selalu berdoa dapat hati bahwa kedepannya mereka semua akan baik-baik saja dan tiada kendala berarti yang akan hadir hari ini meskipun firasat buruk terus menghantuinya.

KREEET!

Bus Kuda Kencana sedikit oleng ke samping ketika hendak menyalip sebuah truk besar. Hal itu cukup menimbulkan ketakutan dan kepanikan dari para siswa secepat mungkin Kanaya mengalihkan situasi dan mengatakan bahwa itu hanyalah suara monyet yang kebetulan lewat di tengah jalan karena mengira rombongan bus membawa segepok pisang goreng.

"Allahu Akbar! Allahu Akbar!"


"Aku tidak bisa ... aku tidak kuat!"

"Hei, aku sudah memberikanmu kesempatan kedua untuk hidup jadi jangan sia-siakan waktumu untuk menolong orang lain! Kamu mau membiarkan tragedi mengerikan itu terjadi?"

Lihat selengkapnya