TIME IS GONE

Dwi Budiase
Chapter #12

Pelukan Suara

KANAYA DAN Kaori tidak bisa berhenti memikirkan pesan terakhir yang dikirimkan oleh Sam. Setelah siaran selesai, mereka memutuskan untuk melakukan sesuatu yang lebih dari sekadar memberi pesan dukungan di radio. "Kita nggak bisa cuma duduk diam, Kaori," ujar Kanaya dengan suara yang tegas namun penuh kekhawatiran. "Kita harus cari tahu di mana Sam berada. Aku punya firasat buruk."

Kaori, meskipun biasanya penuh canda, kali ini sepenuhnya serius. "Aku setuju, Nay. Tapi bagaimana caranya kita melacak dia?"

Kanaya mengeluarkan ponselnya dan membuka pesan terakhir yang diterima dari Sam. "Nomor telepon ini... mungkin kita bisa melacaknya. Aku punya teman yang bisa bantu."

Dengan segera, Kanaya menghubungi seorang temannya yang bekerja di penyedia layanan telekomunikasi. "Ini mendesak," katanya saat berbicara di telepon, "Kami butuh melacak nomor ini. Kami takut dia akan melakukan hal yang nekat."

Setelah beberapa menit menunggu yang terasa seperti berjam-jam, teman Kanaya akhirnya memberikan lokasi terakhir yang terdeteksi dari ponsel Sam. Itu berada di sebuah kos-kosan di Jakarta Selatan.

"Kos-kosan?" Kaori mengernyitkan dahi. "Apa mungkin Sam tinggal di sana sendirian?"

Kanaya mengangguk pelan. "Kita nggak tahu pasti, tapi kita harus ke sana sekarang juga."

Tanpa pikir panjang, mereka segera meluncur ke alamat yang diberikan. Jalanan malam yang biasanya penuh lampu-lampu kota dan kendaraan kini terasa lebih suram, seakan merasakan kekhawatiran yang menghantui pikiran mereka. Setiap detik terasa begitu berharga.

Setibanya di kos-kosan yang dimaksud, mereka bertemu dengan pemilik kos, seorang ibu paruh baya yang awalnya tampak bingung dengan kedatangan mereka. "Ada apa malam-malam begini, Nak?" tanya pemilik kos dengan nada waspada.

Kanaya, dengan nada cemas namun sopan, menjelaskan situasi. "Bu, maaf mengganggu. Kami mencari seorang anak bernama Sam. Kami khawatir dia ... akan melakukan sesuatu yang nekat."

Wajah pemilik kos berubah pucat. "Sam? Iya, dia anak kos di sini. Tapi saya belum lihat dia keluar dari kamarnya sejak tadi sore."

Kanaya dan Kaori bertukar pandang, kecemasan semakin menjalar. "Boleh kami melihat kamarnya, Bu?" Kaori bertanya dengan nada yang mencoba tetap tenang.

Pemilik kos ragu sejenak, namun akhirnya setuju. "Mari ikut saya," katanya sambil berjalan menuju lantai tiga, di mana kamar Sam berada.

Lihat selengkapnya