TIME IS GONE

Dwi Budiase
Chapter #13

[SENANDIKA] Usia Hanyalah Angka

SETELAH BERITA tentang penyelamatan Sam menjadi viral, Kanaya duduk di sudut studio radio, merasa lega namun juga sedikit gamang. Banyak pesan yang masuk, ucapan terima kasih dan pujian dari para pendengar yang tersentuh oleh tindakannya. Namun, ada perasaan lain yang menyelip di hati Kanaya.

Kaori datang dengan senyum khasnya, menggoda dengan canda. “Jadi, sekarang kita berdua terkenal, ya? Si penyiar pahlawan,” ucapnya sambil tertawa kecil.

Kanaya tersenyum, namun kali ini senyumnya terasa berbeda. “Kaori, aku mau bilang sesuatu,” katanya dengan suara lembut.

Kaori mengernyit. “Apa? Ada apa, Nay?”

“Aku akan berhenti dari radio,” Kanaya mengucapkannya dengan nada yang ragu. “Aku diterima di pekerjaan baru, sebagai perawat lansia.”

Kaori terdiam sejenak, kemudian matanya melebar. “Apa? Kamu serius? Tapi... kenapa?” Ada sedikit kesedihan dalam suaranya. Meskipun mereka sering bercanda dan bersikap ringan, Kaori tidak bisa menyembunyikan bahwa ia merasa kehilangan.

“Ini sesuatu yang aku ingin coba, Kaori. Aku ingin merawat orang-orang yang membutuhkan perhatian di akhir hidup mereka. Dan kali ini aku akan merawat Nenek Mei, seorang wanita tua yang sudah berusia sembilan puluhan,” jelas Kanaya.

Kaori mencoba mencerna informasi tersebut. “Nenek Mei, ya? Bagaimana dia?”

Kanaya menarik napas panjang, sedikit tertawa getir. “Dia keras kepala. Meskipun sudah tua, dia masih punya jiwa muda. Tapi, kadang dia membuat segalanya lebih sulit. Seperti, dia nggak mau disuapi atau dibantu apa pun karena menurutnya dia bisa melakukannya sendiri.”

Kaori tersenyum kecil. “Kedengarannya bakal jadi tantangan besar buat kamu.”

“Ya, benar,” jawab Kanaya, kali ini dengan senyum penuh ketegaran. “Tapi, aku harus melakukannya. Cucu dan anaknya sudah lama tidak peduli lagi sama dia. Aku nggak tahu kenapa, tapi dia terlihat kesepian.”

Kaori menghela napas, kemudian berdiri dan memeluk Kanaya erat. “Kamu pasti bisa, Nay. Kalau ada yang bisa mengurus nenek keras kepala, itu kamu.”

Lihat selengkapnya