Time leap

Seli Suliastuti
Chapter #2

Bagian #2

"rambut kamu kenapa?"

Saat itu juga Riska langsung menyentuh kepalanya, membawa sejumput rambut panjangnya ke pandangannya. Saat itu juga Riska mengerti keterkejutan yang di alami mamahnya. Rambut hitam panjang yang selama ini di banggakannya berubah menjadi putih keperakan.

Bukannya Riska tidak terkejut dengan yang di alaminya, hanya saja dia tidak ingin memikirkannya. Dia hanya memikirkan reaksi apa yang harus di perlihatkan pada mamahnya itu. Tapi itu bohong, nyatanya dia terus bertanya-tanya dalam hati tentang perubahan itu. 'apakah karena aku kembali ke masa lalu? Atau aku kelainan karena melewati portal? Kenapa bisa begini?'

Sampai akhirnya dia menerima keadaannya dengan, 'sudahlah, toh nggak ngaruh juga. Mau tetep item atau putih, yang penting aku udah kembali ke masa lalu untuk mengubah takdir. Rambut putih keperakan ini, bukankah aku juga pernah menginginkannya. Ini kaya tokoh anime kesukaanku.'

Sayangnya hanya Riska saja yang berpikir bahwa itu bukan masalah. Mamahnya panik karena perubahan itu, dan akhirnya dia harus pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan keadaannya yang tidak biasa itu. Riska hanya bisa menghela nafas pasrah karena hal itu. Dia tidak bisa menghentikan kekhawatiran mamah dan juga keluarganya.

Riska juga menjadi merasa bersalah, untuk memeriksakan keadaannya di rumah sakit keluarganya harus menjual padi simpanan untuk membiayainya. Tarlebih hasil pemeriksaan itu tidak memuaskan. Pihak rumah sakit tidak tahu apa yang mendasari perubahan warna rambutnya itu.

Saat mendengar penjelasan rumah sakit itu, Riska tidak bisa menahan diri untuk tidak memutar bola matanya. Tentu saja mereka tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi, Riska saja tidak tahu apa lagi mereka. Riska hanya merasa perubahan rambutnya itu di sebabkan karena dia melintasi ruang waktu. Dan untuk saat ini, belum ada ilmu pengetahuan yang mampu membuktikan kemungkinan melintasi ruang dan waktu. Jadi, jika Riska mengatakan bahwa dirinya melintasi ruang dan waktu kemungkinan terbesar adalah dia akan dianggap gila. Tentu saja Riska tak menginginkan itu.

Lihat selengkapnya