Time Love Chronicle

Frisca Amelia
Chapter #3

Tiga

  Shenling berjalan pelan. Pria paruh baya bertubuh tambun segera mengikuti sambil menggendong  punggung sosok pria muda yang ditemukan gadis itu.

  Gadis muda tersebut akhirnya mengambil keputusan untuk menyelamatkan lelaki tidak dikenal itu. Ia bahkan membayar orang untuk membawa lelaki itu pulang ke rumahnya. Sebenarnya, Shenling sempat ingin membawa pemuda yang membuatnya jatuh itu ke rumah sakit, tetapi masalahnya dia tidak punya uang. Ini saja dia sudah habis-habisan untuk menyewa paman gemuk itu agar membantu membawa orang itu ke rumahnya. 

  'Ah, Shenling, kau terlalu baik hati. Seharusnya kau pergi dan tidak ikut campur. Sekarang lihat saja bagaimana nasibmu selanjutnya,' gerutunya pada diri sendiri.

  'Sudahlah. Mungkin dia nanti akan membayarku. Lagipula meski habis dirampok, para perampok itu meninggalkan pedang ini. Aku bisa menjualnya,' ucapnya sambil menatap pedang yang berada di genggaman tangan.

'Kelihatannya ini pedang asli dan kuno. Beratnya saja sampai beberapa kilo. Pasti harganya mahal.'

  "Nona, hei, Nona!" panggil si pria paruh baya itu kesal. Punggungnya sudah sakit dan kaki terasa pegal, tetapi justru gadis yang membayarnya senyum-senyum sendiri.

  "Ada apa?" tanya Shenling sedikit terkejut. Ia menduga-duga, mungkin pria itu lelah dan ingin berhenti.

  'Bagaimana ini? Padahal rumahku masih agak jauh,' ujarnya sedikit panik.

  "Nona, apa rumahmu masih jauh? Punggungku seperti mau patah sekarang," gerutu lelaki tersebut.

  "Oh, sudah tidak jauh, kok. Tinggal beberapa langkah lagi, Paman."

  "Heh, lagian ada apa sih dengan temanmu ini? Kenapa dia memakai pakaian seperti ini? Beratnya saja berkilo-kilo. Mabuk sih boleh, tapi masa harus memakai kostum aneh segala?" dumel lelaki itu lagi.

  "Mungkin itu memang pesta kostum, Paman. Jadi ya, dia berpakaian seperti itu."

  "Mungkin? Bukankah dia temanmu? Atau kalian memang tidak saling mengenal?"

  "Tentu saja kami saling mengenal. Dia memang temanku. Hanya saja dia tidak bilang ke mana dirinya pergi hari ini. Mungkin beberapa teman yang lain mengajaknya berpesta dan meninggalkan dia begitu saja setelahnya," kelit Shenling sambil tertawa gugup. Ini semua karena dirinya berbohong kepada paman itu. Shenling takut jika berkata dia menolong orang asing, maka orang itu akan dibawa ke rumah sakit dan dia yang harus bertanggung jawab untuk biayanya.

  "Tapi ada yang aneh," cetus pria di sampingnya itu lagi.

"Kenapa aku tidak mencium bau alkohol, ya? Yang ada malah bau anyir."

  "Benarkah?"

  Pria itu mengangguk sambil menatap Shenling curiga.

  "Itu semua ... itu semua pasti karena hidung Paman bermasalah," jawab Shenling cepat. 

  "Apa katamu?" 

  Shenling tidak menanggapi. Gadis itu malah menutup hidung.

"Ya ampun baunya. Baunya saja menyengat sampai sini. Benar-benar memuakkan," ujarnya.

  Si paman terlihat bingung dan bertanya-tanya,

"Apa benar ya, hidungku yang bermasalah?"

***

Lihat selengkapnya