Keyra duduk dengan cemas saat menunggu giliran wawancara. Ia menelan ludahnya berkali-kali ketika melihat deretan mahasiswa yang akan mengikuti tes wawancara BEM. Keyra tidak menyangka ia bisa lolos sampai ke tahap wawancara padahal dari awal ia berpikir akan gagal waktu penyeleksian berkas ternyata dugaannya salah besar.
Untung saja Rena juga lolos sampai tahap wawancara jadi dia masih bisa bernapas lega setidaknya ada seseorang yang di kenalnya, kalau ngomongin Rena kenapa gadis itu tidak duduk bersama Keyra alasannya karena sudah 5 menit lalu dia di panggil untuk wawancara.
" Gue denger yang bakal wawancara tahun ini ketua BEM nya langsung, gak tau alasannya apa tapi katanya kak Putra yang mau wawancarai langsung calon anggota BeM," kata salah seorang mahasiswa yang juga mengikuti tes wawancara, Keyra tidak mengetahui namanya.
Deg! kak Putra!
Keyra di buat lebih cemas lagi setelah mendengar obrolan mahasiswi di sebelahnya itu, wawancara ini saja sudah membuat tubuh Keyra panas dingin apalagi di tambah yang mewawancarai itu Putra. Keyra tidak bisa membayangkan betapa gugupnya nanti dirinya di depan Putra.
Memang Keyra sudah mengenal Putra malah sudah mengetahui semua hal tentang Putra tetapi ini masalahnya berbeda, status mereka sudah tidak seperti dulu lagi dan itu yang membuat ia merasa canggung di hadapan Putra, apalagi kalau mengingat ia yang memutuskan Putra tanpa memberi alasan.
" Keyra Rahma Azzahra. Lo dipanggil," ucap seorang peserta tes wawancara yang baru saja keluar dari ruang wawancara.
Gadis itu menelan ludahnya susah payah. Ia menghembuskan napas dan menariknya berulang kali. Dengan keyakinan penuh, Keyra memasuki ruangan itu.
" Siang, kak, " katanya sopan.
Laki-laki yang sedang menelusuri data dirinya di kertas itu nampak sangat serius.
" Masuk," ucapnya, membuat tubuh Keyra menengang, dirinya bertambah gugup setelah mendengar suara Putra.
" Masuk, Ra," ulang Putra dengan wajah seriusnya.
Keyra menelan ludahnya susah payah, ia berusaha menghilangkan rasa gugupnya. Bukannya dulu ia tidak pernah merasa gugup saat berada di hadapan Putra bahkan Putra sudah mengetahui semua kelakuan Keyra baik maupun buruk.
" Langsung saja ya, Ra?" kata Putra sambil memandang Keyra.
" Jadi, kenapa kamu mau mauk BEM?" lanjutnya.
Keyra gugup. Tangannya panas dingin, Keyra ingin kabur.
" Ka-karena, karena..."
" Jangan gugup ra, waktunya nggak banyak."
Ok Keyra, tenang, jangan gugup, anggap aja yang di depan kamu ini Putra pacar kamu, bukan mantan.
" Karena saya ingin mendewasakan diri dalam sebuah organisasi, saya ingin menjadi pribadi aktif yang bisa bermanfaat bagi seluruh citivis akademik di kampus dan saya ingin menambah pengalaman."
" Jadi kamu ingin dewasa di sini? Menurutmu apakah BEM hanya sebagai ajang main-main untuk uji kedewasaan?"
" Bukan ajang main-main,menjadi dewasa kan sebuah pilihan dan saya ingin belajar dewasa melalui organisasi ini, sudah sepantasnya manusia itu selalu belajar seumur hidupnya, dan saya akan terus belajar untuk menjadi dewasa dalam peran saya sebagai mahasiswa," kata Keyra sedikit geram.