TINTA HITAM

Rizki Mubarok
Chapter #12

Bendera Putih Di Medan Rindu

Aku telah mengabarkan segalanya—pada hati yang diam-diam jatuh dalam kehangatan perasaan, juga pada segala sekutu yang bersekongkol di balik rindu yang menggebu. Aku tak lagi mampu menyembunyikan apa yang berkecamuk di dadaku. Aku menyerah.

Rindu ini terlalu besar untuk kuabaikan, terlalu dalam untuk kupendam sendirian. Setiap detik yang berlalu hanya mempertegas betapa hatiku tidak pernah benar-benar lepas darimu. Aku mencoba melawan, menepis segala bayangan tentangmu yang hadir di sela-sela waktu, namun semakin aku melawan, semakin aku tenggelam dalam arusnya.

Aku pikir aku bisa menjadi kuat—menahan diri agar tidak mengingatmu di tengah malam yang sunyi. Namun, kenyataannya, aku telah kalah sejak pertama kali perasaan ini tumbuh. Setiap senyum yang pernah kau beri menjadi serpihan kenangan yang menyusup tanpa izin. Aku lelah berpura-pura tidak peduli, lelah menyangkal bahwa namamu selalu menggema di pikiranku.

Maka, di hadapan perasaan ini, aku mengibarkan bendera putih. Aku menyerah tanpa syarat pada rindu yang tak bisa kuingkari. Jika rindu adalah medan pertempuran, maka aku adalah prajurit yang meletakkan senjatanya, mengakui kekalahan karena hati ini sudah tertawan oleh bayanganmu. Dan mungkin, dalam kekalahan ini, aku menemukan kejujuran yang tak lagi bisa kusangkal—aku merindukanmu, dan aku tak ingin melawan perasaan itu lagi.



Lihat selengkapnya