TIRA Miss You

Rosalia
Chapter #4

BAB 3 RENTENIR JAHAT

BAB 3

RENTENIR JAHAT

SUARA gedoran kayu persegi pipih dengan ukiran khas jepara itu terdengar sangat keras. Berulangkali dipukul-pukul, seandainya bisa berbicara pasti akan berteriak kesakitan. Laksmi dengan kedua anaknya tak mempunyai nyali untuk menghampiri sangkalan lintah darat yang kejam itu.

DOR…. DOR…. DOR….

“Heh…, keluar Kau Sutejo atau Saya bakar rumah ini.” Suara lantang para pria sangar bertopi koboy itu menggelegar hingga membuat ubin bergetar.

DOR…. DOR…. DOR….

Beberapa engsel pintu yang sudah berlapis kuning kecoklatan tak mampu menahan dobrakan sepatu jenggel bikers leather milik para manusia gondrong bertato yang tak mempunyai hati itu.

Di sisi lain sutejo yang mengetahui gerak-gerik para penagih hutang di depan cungkupnya itu menghentikan langkahnya tiba-tiba, ia mengendap-endap di balik rumpun tanaman teh-tehan bercabang yang membentuk pagar hidup didepan rumahnya. Untung aku segera bersembunyi di sini. Batin sutejo lega sambil mengelus dada bidangnya. Sutejo kemudian berlalu meninggalkan kerusuhan yang terjadi di rumahnya.

Sementara itu, tukang riba segera menelusup masuk ke dalam rumah sederhana yang sudah retak di beberapa bagian dindingnya.

“Keluar Kau Tejo!” dengan brutal Mereka mengobrak-abrik apa saja yang ditemui di ruang tamu itu. “Keluar atau Saya Bakar.” Teriakan Mereka mengiringi gerakan tangan yang berkali-kali memainkan nyala korek api.

JJRES! JRES!

Laksmi masih berada di kamar belakang bersama keringat panas dingin, semua otot menegang, nafas sudah tak terkendali, jantungnya hampir saja melompat menghamtam tubuh kekar perusuh itu.

“Bu, bagaimana ini?” suara lirih Yudis penuh ketakutan mendesis di telinga Laksmi. Sedangkan tira hanya terdiam mengikuti aba-aba kakaknya.

“Stttt…. Ibu akan keluar lewat belakang untuk meminta bantuan Pak RT, Kamu jaga Adikmu.” Laksmi melangkah penuh kecemasan, kakinya lemas seperti tak bertulang menuju pintu reot dari papan yang ditumpuk-tumpuk yang selalu menghasilkan suara khas pintu usang yang sudah termakan usia di belakang.

Kriet!

 “Pak RT…. Pak RT…, tolong Saya, ada beberapa orang yang mau membakar rumah Saya.” Laksmi menarik nafas panjang lalu menyemburkan perlahan sembari mengelus dada. Derai air mata kesedihan tak bisa ia sembunyikan. Nafasnya hampir saja putus ditengah jalan menuju rumah Pak RT hanya berjarak beberapa langkah saja dari rumahnya, sekitar lima rumah.

“Tenang Bu Laksmi. Bagaimana ceritanya?”

“Pak Ceritanya nanti saja, sekarang Bapak bersama warga harus menolong Saya, anak-anak masih di rumah.” Laksmi menungkupkan kedua tangannya di dada dengan lumuran air mata permohonan tolong.

Pak RT terhipnotis oleh tangisan laksmi yang semakin menderu, pak RT segera membangkitkan gerakan warga untuk menolong laksmi.

Tak membutuhkan waktu lama, laskmi datang bersama pak RT dan beberapa warga lainnya.

“Keluar Kau lintah darat.” Suara bariton Pak RT membuat gatal telinga beberapa orang sangar yang berada di dalam rumah Laksmi.

Lihat selengkapnya