“Nonton sama Kak Leon?”
Keira mengangguk, lupa kalau Gwen lawan bicaranya di telepon tidak dapat melihatnya. “Iya. Ini gue lagi nunggu dijemput. Pas banget Canti juga lagi ada di rumah.”
“Lo nggak lagi kepikiran buat manas-manasin Canti dengan manfaatin Kak Leon, kan?”
“Hmm.. anggap aja gue menerima ajakan Kak Leon karena nggak enak dia udah sering banget ngajakin gue jalan. Kalau masalah Canti jadi panas, itu sih urusan dia.”
“Hati-hati sama Kak Leon, Kei,” kata Gwen khawatir. “Lo tahu sendiri riwayat Kak Leon yang playboy, belum lagi deretan mantan Kak Leon yang bisa aja jadi musuh lo. Males banget, kan?”
Bukan sekali ini Gwen mengingatkan untuk Keira menjaga jarak dengan Leon. Banyak cerita yang Keira dengar mengenai pentolan tim basket putra SMA Devasca ini, bahkan jauh sebelum Keira benar-benar mengenalnya. Dekat dengan Leon juga bukan tanpa resiko. Minimal Keira harus siap menjadi bahan gunjingan kakak kelasnya atau mendapat tatapan tajam dari ujung kepala sampai ujung kaki yang artinya, “Ngapain sih lo sok cari perhatian sama senior.”
Untungnya Keira sudah kebal dengan hal-hal seperti itu. Dia tidak pernah takut dengan hal-hal yang berbau bullying. Berbeda dengan Gwen yang lebih memilih cari aman daripada terlibat masalah.
“Tenang aja Gwen, gue bisa jaga diri, kok,” sambung Keira lagi. Pada akhirnya Gwen hanya bisa menasehati Keira dan menyerahkan semua keputusan kepadanya.
Tidak pernah terlintas dalam benak Keira untuk memanfaatkan Leon dan membalas Canti. Namun, siang tadi Keira memergoki Dimas dan Canti makan bersama di kantin sekolah, dan adik tirinya itu seolah memamerkan kedekatan mereka dengan sengaja.
“Kita memang janjian makan bareng, Kei. Kenapa memangnya, ada yang salah?”
“Nggak ada yang salah, sih. Cuma aneh aja, kenapa mendadak lo jadi sedekat itu dengan Dimas. Wajar dong kalau gue kepingin tahu.”
“Emang semua hal tentang Dimas lo perlu tahu, ya?” sambung Canti lagi dengan ekspresi wajah yang menurut Keira menyebalkan. “Lo, kan cuma sahabatnya. Jadi Dimas mau jalan sama siapa kek, mau dekat sama siapa juga, lo nggak berhak ikut campur apalagi sampai marah-marah segala.”