Titik 0 Km

Egi Arganisa
Chapter #21

21. Jarak Awal dan Akhir

[Flashback "On"]

"Nan! Jahat lo!"

Nandana menatap Devina bingung. Sepengetahuannya, pelajaran fisika yang sahabatnya itu benci sudah berakhir sejak tiga jam lalu. Tapi rasanya panas pucuk ubun-ubun Devina masih tersisa. Tiba-tiba tanpa ada angin dan hujan, cewek itu mendatangi kelasnya dan bersungut protes pada Nandana tentang hal yang tidak jelas.

"Apa?"

"Lo lagi suka sama cowok, kan?"

"Siapa yang bilang?"

"Riscen," jawab Devina sambil membolak-balikkan buku catatan milik Nandana.

Manik mata Nadana membulat. Memang apa yang Devina katakan itu benar. Tapi seingatnya, dia tidak pernah bercerita pada siapapun tentang perasaannya pada seseorang itu. Apalagi menceritakannya pada Riscen. Si pembuat murid yang dikenal sebagai pembuat onar sekolah.

"Riscen di mana sekarang?" Nandana panik.

"Kantin. Eh, mau ke mana? Jawab dulu!"

Nandana menghela napasnya.

"Kenapa lo cerita sama Riscen, tapi enggak sama gue? Sejak kapan lo lebih deket sama dia ketimbang sama gue?" Devina protes.

Senyum milik Nandana terbentuk saat mendengar protes dari Devina. Dia mengacak rambut pendek sahabatnya itu dengan gemas.

"Iya gue emang lagi suka sama cowok," Nandana mengaku dengan malu-malu.

"Siapa?"

"Jangan sekarang, nanti aja kalau udah berhasil, Vin."

Devina mengerucutkan bibirnya.

"Janji deh," Nandana membuat perjanjian dengan kelingkingnya.

Devina tersenyum, "Gue tunggu," jawabnya sambil menautkan kelingkingnya pada kelingking milik Nandana.

"Vin, ditunggu pelatih tuh," Niken yang baru saja dari kantin mampir menemui Devina sebelum ke lapangan untuk berlatih.

"Nandana juga," Niken menambahi.

"Gue?" Nandana bingung.

"Katanya, cadangan mayoret juga harus ikut latihan," jawab Niken.

Devina memang bintangnya angkatan baru Sma Merdeka. Siapa yang tidak kenal Devina Melania, si cewek lincah dengan pembawaan yang selalu ceria itu. Devina berteman baik dengan mudahnya. Kenalannya bukan hanya kalangan seangkatannya. Bahkan dia juga cukup dikenal oleh senior karena kepiawaiannya membuat obrolan yang menyenangkan. Selain itu, Devina adalah mayoret baru Sma Merdeka. Dia tambah terkenal karena ekskul itu sangat dibanggakan oleh sekolah.

Sedangkan Nandana, dia adalah seseorang yang merasa beruntung bisa bertemu dengan Devina saat masa orientasi. Terbiasa menempel saat berada dalam satu kelompok masa orientasi, membuat Nandana dan Devina menjadi sahabat baik meski tidak berada dalam satu kelas yang sama.

Tanpa Devina, mungkin kehidupan sosial Nandana di sekolah sangat minus. Dia tidak pandai bergaul, dia juga tidak punya kenalan sebelumnya karena berasal dari sekolah luar kota. Tapi Devina membawanya mengikuti audisi anggota drum band dan menjadi salah satu kandidat mayoret baru. Walau pada akhirnya Nandana harus menerima posisi cadangan, itu tidak masalah. Baginya, memiliki banyak teman dan bisa memiliki masa-masa Sma yang penuh arti adalah impiannya.

Ya, katanya masa-masa Sma itu adalah masa paling indah. Dia punya sahabat yang memberinya energi baik setiap bersamanya. Nandana berharap, masa indah Sma yang dia rasakan semakin sempurna dengan balasan dari cinta pertamanya.

******

Riscen meringis kesakitan saat luka memar pada pelipisnya disentuh seseorang secara sengaja.

"Berantem terus!" Protes Devina.

"Kenapa lagi?" Kali ini Nandana yang bertanya.

Jangankan menjawab, Riscen malah menatap lawannya seakan masih ingin melanjutkan perkelahian. Ya, baru saja mereka dilerai karena membuat onar di kantin. Hanya masalah sepele, Riscen tidak suka atriannya diambil secara sengaja oleh seniornya itu.

"Vin, ada yang nyariin lo di kelas."

"Siapa? Ini masih ngobatin Riscen, Fer," jawab Devina.

"Pelatih lo," jawabnya singkat.

Lihat selengkapnya