Hari itu dimulai biasa saja. Tapi udah ada rasa tegang aneh di udara. Langit sedikit mendung. Burung-burung gak seceria biasanya. Murid-murid bahkan bilang sinyal HP jadi kacau.
Jam 10 pagi, di tengah pelajaran olahraga, Raka berdiri di tengah lapangan basket. Badannya tegak, matanya kosong… tapi dari bawah kakinya, bayangan mulai merambat seperti tinta di air.
Guru olahraga, Pak Fajar, mendekat.
“Raka? Kamu kenapa berdiri di situ?”
Tapi sebelum sempat disentuh—DUSHHH!!
Gelombang gelap meledak dari kaki Raka, mendorong Pak Fajar terlempar 3 meter dan pingsan seketika.
Siswa panik. Semua mulai lari.
Tapi dari pintu gerbang belakang sekolah, Vano muncul. Dengan seragam putih bersih, mata menyala emas, dan kalung matahari di dadanya bersinar.
---
Di Tengah Lapangan: Dua Kekuatan Berhadapan
Raka menatap Vano.
> “Akhirnya lo muncul, pewaris cahaya…”
Vano berjalan pelan, tombak cahayanya terbentuk dari lengannya. “Hari ini, gue akhiri semuanya. Lo udah kelewatan, Raka.”