Titik Balik

Rinaha Ardelia (Seorin Lee)
Chapter #1

Chapter 1 - Si Idealis

Klik!

Liana menyetel musik di dalam mobilnya. Ia membesarkan volume suara dan ikut bernyanyi. Menyanyikan lagu favoritnya yang berjudul "You Belong With Me". Anggap aja seolah-olah ia sedang berduet dengan Taylor Swift. Ketika berhenti di lampu merah, Lian, begitu ia disapa, semakin menggila.

Kepalanya sudah goyang ke kanan dan ke kiri mengikuti irama musik. Ia juga mengetuk-ngetukan jari tangannya di atas stir kemudi. Lalu, ia melirik ballpoint yang tergeletak di dashboard. Ia mengambil ballpoint itu kemudian memeragakan gerakan seperti sedang memegang mic. Live concert nih, ceritanya.

Lian nggak peduli. Meski di samping kanan kiri banyak pengemudi lain dan pengamen jalanan memerhatikan tingkah lakunya di dalam mobil. Biarin aja, cuekin. Yang penting dia happy di hari senin yang macet parah begini. Jalanan Kota Bandung jadi sumpek, hampir nggak bisa gerak nih di jam-jam sibuk kerja.

“Santuy aja, gue kan president director di perusahaan gue sendiri,” pikir Lian.

Lian nggak mau ambil pusing. Dari pada stress di jalan, mending nyanyi dululah. Membahagiakan diri sendiri itu penting. Sebelum masuk jam kantor yang diprediksikan hari ini bakalan sibuk banget dengan seluruh jadwal meeting yang sudah dipersiapkan oleh sekretaris pribadinya. Entah itu dengan staf pegawainya atau dengan klien. Kebayang, kan padatnya aktivitas yang akan dijalani Lian hari ini. Enjoy aja!

Lampu lalu lintas sudah berganti hijau. Lian tancap gas dan melajukan mobilnya dengan sangat kencang. Seperti orang kesurupan aja. Membawa mobil ngebut kayak tokoh karakter Letty Ortiz yang lagi balapan di ‘The Fast and The Furrious’. Lian suka banget tuh sama aksi laganya Om Botak, Vin Diesel. Yang meranin Dom Toretto. Sampai halu ingin balapan bareng kalau suatu hari nanti ketemu di dunia nyata. Ekspektasinya begitu tapi realitanya kagak gitu juga kali. Halu.

Tiba di depan kantornya. Lian segera memarkirkan mobilnya di tempat khusus yang sudah disediakan oleh satpam. Tidak lama kemudian, Lian turun dari mobil dan memberikan kunci mobilnya kepada Amin, office boy serba bisa yang sudah menunggunya di parkiran. Amin diberi kepercayaan penuh untuk merawat mobil mahalnya Lian.

"Min, jangan lupa hari ini cuci mobilnya. Harus sampai kinclong, ya! Awas, jangan dibikin kucel apalagi sampai bladus," Lian memerintah.

"Siap, Bu Bos!" seru Amin mematuhinya. Ia segera mengambil alih mobil majikannya.

Lian tersenyum. Ia berjalan menuju lobby. Beberapa front liner yang sedang berjaga di lobby berdiri dan menyapa Lian dengan hormat. Lian segera mengecek siapa saja pegawainya yang datang terlambat ngantor hari ini.

“Hari ini siapa yang datang terlambat?” tanya Lian pada Desi, salah seorang front liner.

“Hari ini masuk semuanya, Bu. Kecuali yang sedang bertugas di luar kota dan yang mengambil cuti,” sahut Desi. Lian mengerti. Tanpa banyak pertanyaan lagi.

"Oiya, Bu. Hari ini sudah ada beberapa pelamar yang datang untuk memenuhi panggilan interview. Mereka menunggu di ruang tunggu dekat dengan ruang meeting di lantai dua," kata Mariska, salah seorang front liner satunya lagi memberitahu Lian.

"Oke. Nanti kalau ada waktu saya akan mengecek langsung ke ruang interview. Suruh Pak Aris menghadap saya sekarang juga," perintah Lian.

Lihat selengkapnya