Titik Balik

Rinaha Ardelia (Seorin Lee)
Chapter #3

Chapter 3 - Pria Aneh

“Apa masalah saya?” Pria itu mengulang pertanyaan Lian. “Masalah saya adalah wanita gila yang ada di depan saya dan dia hampir membuat nyawa saya melayang,” tegas pria itu balik menantang Lian.

Apa? Wanita gila? Lian merasa tak terima diperlakukan seperti itu. Apalagi oleh pria aneh yang kelihatan depresi itu.

“Heh, dengar ya, Mas! Aku ini wanita baik-baik, punya karir yang sukses dan tentunya aku wanita hebat yang memiliki segalanya. Sedangkan, kamu? Kamu kelihatan seperti pengemis. Menyedihkan sekali hidup kamu, Mas?” ejek Lian.

Pria itu semakin marah dan hampir saja akan memukul wajah Lian yang terlihat sombong malam itu.

“Kamu! Berani-beraninya menghina saya, hah?” Pria itu naik pitam. “Lihat saja nanti. Meskipun saya kelihatan seperti gelandangan saat ini, saya akan segera menjadi pengusaha sukses. Saya akan membuktikannya kepadamu, Nyonya.”

Hah? Coba saja, tantang Lian dalam hati. Paling ujung-ujungnya dia hanya puas menjadi pegawai kantoran lagi. Yang bisa disuruh-suruh. Tampang pria itu tidak cocok jadi Presiden Direktur seperti Lian. Mentok-mentoknya juga hanya jadi manager.

“Cepat pinjami saya uang sekarang juga!” pinta Pria itu. Lian tersenyum sinis. Benar, kan dugaannya. Pria ini sangat menyedihkan. Bahkan, saat ini saja dia tidak memiliki uang sepeser pun.

“Kalau tidak, saya akan segera menelepon polisi dan melamporkan Nyonya,” ancam pria itu lagi.

Lian tidak ingin memperpanjang lagi urusannya dengan pria aneh itu. Dia segera membuka pintu mobil. Lalu, mengambil dompet di dalam tasnya. Lian memberikan beberapa lembar uang pecahan lima puluh ribuan. Semoga itu cukup. Dan Lian segera terbebas dari pria miskin itu. Ia sangat muak melihat pria payah macam begitu.

Lian hendak memberikan uangnya kepada pria itu. Ketika pria itu akan mengambilnya, Lian dengan sengaja melempar tepat di depan wajah pria itu. Kemudian, ia tertawa dan segera masuk ke dalam mobilnya lagi.

“Tidak usah kamu kembalikan. Anggap saja aku sedang beramal. Jadi, kuharap kita tidak akan pernah bertemu lagi,” ucap Lian sebelum pergi melajukan mobilnya.

Pria itu tampak mengepalkan tinjunya. Ia berusaha menahan amarahnya menerima hinaan yang dilakukan Lian terhadapnya. Sabar, Mas. Sabar.

“Jika suatu hari nanti kita bertemu lagi, dan saya telah menjadi orang sukses, saya bersumpah akan membeli kesombonganmu, Nyonya. Kalau perlu saya akan akan membelimu dengan harga yang sangat mahal,” tantang pria itu.

Awalnya, Lian merasa ketakutan setelah mendengar ucapan pria malang itu. Namun, ia segera tersadar. Itu tidak mungkin terjadi, menurut Lian.

Lian segera tancap gas meninggalkan pria itu. Dalam hati, Lian terus mempertanyakan kepribadian pria aneh itu. Semangatnya memang oke, Lian akui itu. Pria yang ambisius dan penuh obsesi. Patut diacungi jempol. Baru kali ini, Lian melihat sosok pria yang tahan banting ketika dihina dan diinjak-injak harga dirinya oleh Lian. Kalau Aris, mungkin dia sudah merengek dan buru-buru meminta maaf padanya. Salut buat pria menyedihkan itu.

***

Lihat selengkapnya