Sesosok pria bertubuh jangkung dengan badan tegap tampak terengah-engah berlari di antara gang sempit di kawasan kumuh ibu kota. Peluh jatuh membasahi keningnya ketika suara umpatan terdengar di belakangnya.
Sejenak pria itu menoleh dan menyadari kalau jantungnya berdebar jauh lebih keras dari sebelumnya. Pengejarnya mengayun-ayunkan parang tanpa ampun. Tidak hanya satu, tapi mungkin selusin orang siap menghabisinya.
Pria dengan jaket biru yang sudah banyak robek di sana-sini akibat serangan itu berdoa dalam hati agar Tuhan masih berbelas kasihan memperpanjang usianya barang sejenak. Akan tetapi, beringasnya para pengejar membuat pria itu tidak yakin Tuhan akan mengabulkan harapannya.
Tiba-tiba pria itu merasakan beban menimpa tubuhnya. Seorang pengejar berhasil melompat dan menerkam punggungnya hingga mereka berdua berguling di tanah becek. Pria itu berusaha menendang, memukul, meraih apa pun untuk meloloskan diri.
Namun, usahanya sia-sia ketika semakin banyak orang yang datang memeganginya dari berbagai arah, menahannya di tanah.
Satu tonjokan kembali bersarang di wajah. Pria itu bahkan tidak bisa menjerit ketika lagi-lagi injakan sepatu-sepatu bersol tebal menghajar perutnya berulang.