TITIK BUTA

Shireishou
Chapter #6

Bab 5 - Masalah Pram

Bus berhenti sedikit dengan entakan. Pram terbangun dari tidur lelap yang cukup mampu membuatnya segar. Selintas dia melirik jendela. Terlihat sebuah gedung pesantren yang tidak terlalu besar. Hanya dua bus yang bisa masuk ke lapangan. Untungnya cukup untuk membawa semua peserta pesantren kilat kali ini.

Gedungnya tampak bersih dan rapi. Pagar dan temboknya tidak diberi kawat melingkar juga pecahan beling. Pram mendengkus. 

Kirain bakal kayak penjara yang disamarkan jadi sekolah, pikirnya.

Saat itu Pram melihat sesuatu di luar bus. Akan tetapi, suara ribut dari dalam bus memecah konsentrasinya. Mereka nih turun pake kaki apa pake mulut, sih? Dia berdecak malas.

Pram masih enggan bergerak melihat banyak anak perempuan berebut turun dari bus seolah ada bom di dekat kursi mereka. Sekali lagi Pram meregangkan badan. Kali ini dengan sepuasnya karena guru pendamping sudah lebih dulu berdiri seolah hendak menggiring murid-murid keluar.

Saat Pram baru saja bangkit dari duduknya, teriakan keras salah satu murid perempuan terdengar. Dengan tergesa, murid yang tersisa menyusul turun ingin melihat apa yang sebenarnya terjadi. 

Pram tiba-tiba ditarik keluar oleh salah satu murid dengan cepat dan didorong paksa menuju lapangan di mana suara teriakan berubah jadi tangis yang panjang.

“Pasti ini ulah Pram! Siapa lagi yang bisa sekejam ini kalau bukan Pram! Dia memang cewek barbar!” raungan keras terdengar panjang dan keras.

Pram tidak paham apa yang sebenarnya terjadi. Dia bahkan masih kebingungan ketika didorong ke lingkaran murid perempuan. Sementara murid laki-laki dijaga guru-guru pesantren untuk langsung masuk ke ruangan.

Mata Pram menyipit ke sebuah tas yang dilempar satu meter di hadapannya. Tas berwarna ungu cerah dengan merk ternama kini teronggok rusak parah. Sobek di mana-mana. Tampak jelas banyak sekali bekas sayatan benda tajam.

Otak cerdas Pram bekerja dengan cepat. Semua kehebohan ini adalah bentuk perundungan baru yang dilakukan teman sekelasnya. Ah, bukan. Mereka bukan teman. Mereka hanyalah orang yang kebetulan berada di kelas yang sama dengannya. Karena teman tidak akan melakukan fitnah menjijikkan seperti ini!

Alih-alih terkejut, Pram tidak menampilkan ekspresi apa pun. Pandangannya dingin ke arah tas yang kini makin terlihat mengenaskan dikotori debu. 

“Ini ulahmu, kan?!” Lagi-lagi cewek itu berteriak. 

Kepala Pram meneleng sebelum seringai dingin muncul di wajahnya. “Mana buktinya?” Tidak ada ledakan amarah dalam nada suaranya. Begitu tenang seolah semua kehebohan ini tidak ada pengaruhnya sedikitpun.

Satu murid lain meraih tas Pram dan mengeluarkan sebuah cutter dari dalamnya. “Lihat! Padahal nggak boleh bawa benda tajam, tapi ini ada cutter di tasnya!”

Kali ini bola mata Pram berputar malas. “Itu bukan cutter-ku. Kalau diselidiki ke polisi, sidik jariku nggak akan ada di sana.”

“Po-polisi?” Murid perempuan itu menggigit bibirnya.

“Nggak perlu!” Sang pemilik tas memotong. “Kalian juga lihat kan, kalau Pram merobek-robek tasku pas mau dimasukkan ke bagasi?”

Setelahnya sahut menyahut pembenaran atas pernyataan di atas. Begitu riuh dan gaduh. Pram geleng-geleng. Perasaan bocah itu kini antara takjub dan heran dengan semua kekompakan tidak berfaedah cewek-cewek itu.

"Pramestika, kamu ikut Ibu ke kantor guru!" Suara wali kelasnya membuat Pram menarik napas dan hanya bisa mengangguk. Dia terlalu malas mendebat saat ini. Dengan banyak saksi palsu yang tidak takut pada dosa di sekitarnya, dia tidak akan menang.

Hati Pram sudah muak dengan semua ketidakadilan yang sering ditimpakan kepadanya. Hanya karena banyak saksi, dia selalu kena getah. Mengapa bukti seolah diabaikan? Pura-pura dirundung, padahal merundung. Pura-pura dirusak, padahal mereka sendiri yang merusak.

Apa enaknya menyakiti orang lain seperti ini? Pram sungguh tidak mengerti kenapa dirinya yang dipilih untuk difitnah sedemikian keji. Apa karena dia miskin? Atau karena sekarang dia yatim piatu?

Yang jadi pertanyaan, apa dia harus bersabar? Atau kali ini dia akan melawan?


Lihat selengkapnya