TITIK KEMBALI

Karla SB
Chapter #9

BAB 9

Setelah perdebatan Ibu Atik akhirnya dihentikan, Suara mesin mobil dan motor terdengar semakin mendekat kea rah hotel. Semua orang yang ada disana pun langsung panik dan bergegas menuju belakang hotel untuk mengambil mobil-mobil milik hotel. Namun, mobil yang dipinjamkan oleh Pak Steven ke Bu Siti diparkir di depan hotel, sehingga sulit bagi mereka untuk menggunakannya.

Dalam situasi genting ini, Pak Hasan dan istrinya berserta para pelayan hotel lainnya akhirnya memutuskan untuk kembali ke lobi hotel. Dengan cara apapun mereka akan berusaha memperlambat rombongan penjarah yang akan masuk. Karena mereka bukan berasal dari etnis Tionghoa, kecil kemungkinan mereka akan disakiti.

Sementara itu, para ibu-ibu dengan sigap membantu keluarga-keluarga etnis Tionghoa untuk masuk ke dalam mobil secara perlahan. Mereka tahu bahwa mereka harus segera meninggalkan hotel ini untuk menyelamatkan diri. Namun, bahkan dalam kericuhan yang terjadi ini, keempat ibu-ibu tersebut belum bisa memutuskan dengan pasti apakah mereka akan membantu mengantarkan para korban atau kembali pulang ke rumah masing-masing.

Dari belakang, secara samar-samar, mereka mendengar Pak Hasan sedang menyambut 'tamu' yang telah datang.

***

"Maaf, bapak-bapak ada apa ini?" tanya Pak Hasan. Sembari menyambut, ia juag memperkenalkan dirinya sebagai pemilik dari hotel tersebut. Para Penjarah terkejut saat mengetahui bahwa pemilik hotel tersebut adalah seorang keturunan Arab. Berbeda dengan etnis Tionghoa yang sering menjadi sasaran kebencian, keturunan etnis Timur Tengah ini justru mendapatkan penghormatan dari orang-orang yang menyebut diri mereka pribumi, termasuk oleh gerombolan Pak Joko ini.

Para laki-laki itu terlihat canggung dan bingung menghadapi pertanyaan Pak Hasan. Rasanya tidak mungkin mereka mengakui niat jahat mereka untuk menjarah hotel tersebut di depan pemilik hotelnya sendiri dan kebetulan berasal dari etnis yang mereka segani itu.

"Maaf bah, kami pikir kosong, jadi kami mau istirahat dulu," jawab salah seorang bapak sambil tersenyum canggung. Dia menggunakan sapaan 'Abah', berusaha agar terdengar lebih akrab.

"Kami permisi dulu saja kalau begitu," kata salah seorang lainnya yang diikuti anggukan cepat para gerobolan itu. Gagal niat mereka untuk menjarah hotel tersebut, mungkin mereka memang seharusnya ikut massa saja ke tunjungan, pikir mereka.

Pak Hasan pun ikut mengangguk dan dengan senyum yang berwibawa, mempersilahkan mereka jika mau keluar.

"Assalamualaikum," sahut mereka hampir berbarengan.

Pak Hasan membalas ucapan mereka serta mengantarkan mereka hingga keluar, sekadar memastikan bahwa mereka benar-benar pergi dari hotel. Sayangnya, Alih-alih keluar lewat pintu depan, mereka keluar dari pintu samping dan Pak Hasan lupa dengan keberadaan mobil Pak Steven yang diparkir di sebelah hotel tersebut. Mobil itu masih terparkir tak jauh dari tempat para penjarah keluar.

Benar saja, Seorang bapak, yang pernah menyebut Ibu Siti sebagai wanita serakah, mengenali mobil itu. Terlebih karena Pak Joko sudah membanggakannya berkali-kali kepada hampir semua kawanannya.

Lihat selengkapnya