“Oh, jadi itu alasanmu malam-malam datang ke rumahku saat itu, Nad?” Tanya Della.
“Iya, aku kabur dari rumah karena bertengkar dengan Kak Dafa. Aku tidak tahu mau lari ke mana lagi. Saat itu, aku juga sedang kesal dengan Liza. Kalau tidak, mungkin aku akan berlari ke rumahnya, tanpa harus merepotkan keluargamu.” Jelas Nadin.
“Tentang keluargamu yang pergi ke luar kota, kamu berbohong?”
Nadin hanya tersenyum kecil.
***
TOK TOK TOK!!!
Tidak ada sahutan.
TOK TOK TOK!!!
Apa Della sudah tidur? Tapi, ini kan belum larut?”
“Iya, sebentar.” Terdengar teriakan dari dalam.
KRIEETT…
“NADIN?” Della terkejut. “Kamu apa kabar? Untuk apa malam-malam ke sini?”
Aku harus jawab apa…
“Nad, are you okay?” Tanya Della setelah melihat mimik wajah Nadin tidak karuan.
“Del, boleh gak beberapa hari ini aku menginap di rumahmu?”
“Eh? Ada apa?”
Nadin menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal sembari berpikir, “Ehm… T-Tidak. Keluargaku sedang pergi ke luar kota karena suatu urusan dan aku ditinggal. Aku takut tidur di rumah sendiri. Mmm… Jika kamu keberatan, tidak masalah kok, Del. Aku bisa pergi ke rumah teman yang lain.”
“Kamu mau ke mana?”
“Tidak tahu. Hehe…”
“Ya sudah, masuk saja.”
Mata Nadin terbelalak. “Apa kamu serius? Aku boleh menginap di sini? Tapi aku tidak membawa baju.”
“Kamu bisa pakai bajuku untuk sementara.” Aku yakin dia sedang ada masalah. Batin Della.
“Thank you, Del. Maaf merepotkanmu.”
“It’s okay.”