Akhirnya Deri dan teman-temannya kembali ke Indonesia dan hari pun berlalu begitu cepat. Suatu hari, ketika Deri sedang berkencan, Nala mengajaknya ke suatu tempat.
“Kita pergi ke tempat favoritku, yuk,” kata Nala.
“Di mana?,” tanya Deri heran.
“Apartemenku nggak jauh dari sini. Pemandangan di sana bagus banget, kita bisa lihat seluruh bagian kota. Kalau lagi mumet, enak banget ngadem di sana,” ujar Nala semangat.
Di jalan Deri bertanya kepada Nala, siapa yang tinggal disana. Nala terlihat berpikir sebentar lalu tersenyum.
“Kasih tau nggak ya? Kak Deri bakal tau kalau sudah sampai. Ini kejutan.”
“Tapi, aku penasaran. Emang mau ketemu siapa sih? Bokap dan nyokap kamu atau anggota keluarga yang lain? Kalau kamu nggak kasih tau, aku nggak bakal siap buat ketemu mereka.”
Nala tersenyum penuh misteri.
Nala mengajak Deri ke apartemennya karena chat antara dia dan Zara sebelumnya...
Zara
Hei, Nala. Gimana hubungan lu sama Kak Deri?
Nala
Hubungan kita oke, kok. Kak Deri itu orangnya romantis banget, royal lagi.
Zara
Wah… terus-terus?
Nala
Kita sering jalan bareng, pergi ke tempat-tempat romantis.
Zara
Udah cuma gitu aja?
Nala
Iya, emang apa lagi?
Zara
Kalian udah pernah ciuman?
Nala
Ehm… pernah sih, di dahi.
Zara
Lambat banget! Kalau di dahi kayak anak dong. Makanya disebut mother kiss. Gua sama Ken aja udah lebih dari itu.
Nala
Lebih gimana? Ehm... emang mesti gimana?
Zara
Ciuman bibir kek. Kalau udah pacaran, nggak masalah kalau ciuman sama pelukan doang. Asal jangan sampai hubungan badan aja. Semua orang lakuin kok.
Nala
Gitu ya? Belum menikah nggak apa-apa ya begituan? Tapi kayaknya Kak Deri nggak bakal maju duluan, deh.
Zara
Anggak apalah. Lu liat gua happy-happy aja kan? Kayaknya emang dia kurang peka. Mungkin lu mesti kasih tanda. Tenang aja nanti gua ajarin gimana-gimananya supaya lo ga ragu lagi. Percaya sama gua yang udah pengalaman pacaran berapa kali.