Titik Nol

David Daniel
Chapter #9

Chapter 9: Posesif

Setelah kejadian di apartemen itu, sikap Deri jadi sedikit berubah. Deri jadi lebih sering bertanya kepada Nala tentang apa yang sedang ia lakukan dan sedang dimana. Deri bahkan selalu meminta Nala untuk share live location supaya ia tahu keberadaan Nala.

 Ketika sedang di telepon, Deri selalu memulai percakapan dengan bertanya pada Nala, lagi di mana dan dengan siapa. Posesif! Yup, itu yang terjadi pada Deri. Semenjak kejadian di apartemen, dirinya jadi menaruh curiga pada Nala.

Sama nyokapnya aja dia bohong, apalagi sama gua, begitu pikir Deri.

Tapi di sisi lain, sikap Deri yang menjadi sangat posesif membuat Nala mulai risih. Ia merasa sosok Deri jadi tidak sebaik dulu. Ia merasakan perubahan itu mulai menyusahkan dirinya. Ia merasa kegiatannya terganggu, sungguh suatu perlakuan yang tidak menyenangkan dari seorang pacar. Tapi Nala belum mau mengakhiri hubungannya. Deri itu cinta pertamanya Nala. Perasaan Nala sudah terlalu dalam pada Deri yang baik dan sangat perhatian. Selain sikapnya yang hangat, dari segi look, Deri bisa dibilang ganteng dan menarik hati.

Sampai suatu hari, Nala harus berangkat ke Singapura untuk menyelesaikan pekerjaan desainnya. Nala pun menghubungi Deri lewat chat…

Nala

Lagi ngapain, Beb?

Deri

Ini baru beresin kerjaan kantor, Beb.

Nala

Aku mau kasih tau sesuatu, Beb.

Deri

Ada apa?

Nala

Aku bakal ke Singapura minggu depan. Buat kerjain proyek design aku selama tiga hari.

Deri

Ada cowok ikut?

Nala

Ada sih. Itu Ken pacarnya Zara karena Zara juga ikut dan ada Reza juga partner kerja aku

Deri

Partner kamu cowok?

Nala

Iya, emang kenapa?

Deri

Kamu mau ngapain sama si Reza?

Nala

Maksudnya gimana? Dia partner kerja aku, kok

Deri

Sebentar

 

Dan tiba-tiba saja ponsel Nala bergetar karena panggilan masuk. Dan benar, itu adalah panggilan dari Deri. Dengan rasa takut dan kesal, Nala mengangkat panggilan tersebut.

“Halo, Beb” kata Nala menjawab telepon.

“Beb, kamu sekarang mau kerjain projek design sampai ke Singapura bareng sama cowok yang aku nggak kenal,” kata Deri di telepon dengan nada sedikit naik.

“Beb, aku sama Reza itu cuma partner kerja. Kamu mestinya tau kalau cowok aku ya cuma kamu. Aku sama Reza nggak ada apa-apa,” jawab Nala.

“Apa jaminannya?” Deri bertanya.

“Gini, aku bakal terus bareng sama Zara. Bakal sering ngehubungin kak Deri juga selama di Singapura. Jadi, kak Deri bisa terus tahu aku lagi dimana dan lagi ngapain,” Nala menawarkan walau dengan sedikit terpaksa.

“Kamu tau, aku cuma mau kamu nggak ngelakuin sesuatu sama cowok lain,” kata Deri dengan nada menurun.

“Iya, aku paham. Pokoknya kak Deri percaya sama aku, ini pure soal kerjaan,” Nala meyakinkan Deri.

“Oke, aku bakal sering ngehubungin kamu,” jawab Deri sambil menghela nafas.

“Iya, aku standby kok,” kata Nala.

Lihat selengkapnya