Titik Nol

David Daniel
Chapter #11

Chapter 11: Bimbang

Deri terus berpikir pada malam itu sampai membuatnya susah untuk tidur. Rasa bingung dan juga kesal. Ia sangat menyayangi Nala dan merasa kalau apa yang sudah dia lakukan telah melukai perasaan Nala. Tapi perasaannya seperti terbagi-bagi dimana ia begitu menyayangi Nala tetapi ia juga kesal dengan Nala.

Deri merasa Nala telah menyembunyikan sesuatu darinya, terutama soal Reza. Kejadian di apartemen, dimana Nala menyembunyikan Deri dan berbohong pada ibunya sendiri terus dia ingat. Hal itu juga yang membuat Deri menjadi tidak percaya pada Nala sepenuhnya. Nala bisa bohong sama nyokapnya sendiri apalagi sama orang lain, hal itu yang selalu ada dalam pikiran Deri.

Karena banyak hal yang dipikirkannya dan berbagai macam dugaan yang timbul dalam hatinya, Deri baru bisa tertidur jam lima pagi ketika itu. Dan saat jam telah menunjukan pukul delapan, Deri terbangun. Ia masih merasa lelah, karena tertidur dengan banyak pikiran dan ia merasa sangat tidak nyaman. Ketika bangun, Deri mengecek ponselnya dan sama sekali tidak ada notifikasi apapun. Deri terdiam sesaat, lalu kembali teringat dengan teman-temannya. Deri pun membuat satu grup dadakan via WhatsApp dan mulai mengetik di situ.

Deri

Gua tau kalau gua egois banget. Gua sempet lupa dan ninggalin kalian. Cuma berdua terus sama Nala. Tapi gua bener-bener mau minta maaf dan semoga kalian mau maafin gua. Gua bener-bener perlu bantuan kalian, meski gua tau kalau sikap gua udah keterlaluan. Gua sama Nala udah putus.

(setelah itu, chat tersebut baru direspon beberapa saat kemudian)

Fina

Serius? Duh... yang kuat ya Deri

Yesi

Ikut sedih. Be strong Deri

Darma

Turut bersedih. Kuatkan diri Deri.

Eka

Wah… putus. Jadi, kapan kita kumpul-kumpul?

Deri

Thank you semua.. gimana kalau besok malam kita ketemuan?

Fina

Oke

Eka

Siap

Darma

Oke

 

Keesokan malamnya, Deri bertemu dengan teman-temannya di sebuah Cafe. Ketika Deri datang, ia melihat teman-temannya sudah ada di sana. Deri pun datang menghampiri mereka.

“Eh… si anak yang terhilang udah kembali,” kata Eka dengan nada meledek.

“Hahaha… iya sekarang udah balik lagi,” jawab Deri terhadap ledekan Eka.

“Gimana hari ini?” tanya Darma.

“Hari ini ya gitu aja… sedih,” jawab Deri.

“Udah, daripada sedih, sekarang mending makan dulu yuk. Gua laper,” kata Eka.

“Iya, makan dulu yuk,” Fina ikut mengiyakan, “Mas, menu.”

(Pelayan pun datang menghampiri mereka)

“Silakan ini menunya. Mau langsung pesan sekarang, Kak?” tanya sang pelayan.

“Iya, mau pesan mie rendangnya satu sama es jeruknya satu, terus kalian?” kata Fina.

“Kalau saya chiken rice bowl sama es teh tawar jumbo, kamu Yes?” sahut Eka.

“Sama juga, deh,” jawab Yesi.

“Saya fish and chips sama milk shake coklat” kata Darma.

“Saya beef rice bowl sama orange yakult” kata Deri.

“Saya ulangi kembali pesanannya. Mie rendangnya satu, chiken rice bowl dua, fish and chips satu dan beef rice bowl satu. Untuk minumannya… Es jeruk satu, es teh tawar jumbo dua, milk shake coklat satu, sama orange yakult satu.” kata sang pelayan.

“Iya, betul mas,” sahut Fina.

“Ada tambahan lainnya?” tanya sang pelayan.

“Nggak mas. Itu aja dulu,” jawab Deri.

“Baik, ditunggu sebentar ya, Kak,” sang pelayan pun pergi.

“Jadi, kenapa lu Deri?” tanya Eka.

“Kenapa? Gimana?” Deri balik bertanya.

“Kenapa bisa putus, maksud si Eka,” kata Fina.

“Iya, kenapa putus?” kata Eka.

Lihat selengkapnya