Titik Nol

David Daniel
Chapter #12

Chapter 12: Titik Nol

Selama berminggu-minggu Deri nampak kacau. Ia kurang tidur dan menjadi kurang berkonsentrasi. Sepulang kerja, tidak jarang Deri pergi ke bar untuk minum-minum hingga mabuk dan tiba-tiba menangis. Deri merasakan hidupnya seperti hilang arah. Teman-temannya sudah banyak yang menasihati dirinya. Tentang move on dan cari cewek lain, tentang bahwa sebelum ia berhubungan dengan Nala masih bisa menjalani hidup dengan baik, dan juga tentang fokus untuk mengembangkan diri supaya kelak jika bertemu dengan cewek lain yang tepat Deri sudah siap.

Dasarnya Deri ini memang punya sifat keras kepala. Segudang nasihat sepertinya tidak memberikan dampak apa-apa baginya. Ia tetap berjalan menurut pemikirannya sendiri. Hal ini membuat teman-temannya mulai merasa lelah. Paling juga dia bakal gitu lagi dan nggak ada saran yang diikutin sama dia, begitu pikiran sebagian besar temannya. Deri pun menyadari kalau teman-temannya mulai menjaga jarak darinya karena sifat kerasnya itu.

Mungkin semua hal bakal diambil dari gua, begitu pikir Deri. Sampai suatu ketika, entah angin apa yang membawa Deri. Dia tiba-tiba menghubungi Darma lagi yang sudah lama tidak ia hubungi.

Deri

Hai, Darma. Lagi apa?

Darma

Hai, udah lama. Gimana kabar?

Deri

Kabar buruk.

Darma

Kenapa?

Deri

Masalah yang masih sama. Soal Nala.

Darma

Memang belum diberesin?

Deri

Buat ngehubungin dia aja gua nggak berani.

Darma

Nggak ada cara ya?

Deri

Nggak tau. Ini emang harus dari diri gua buat berani maju.

Darma

Iya, memang begitu.

Deri

Btw, sorry ya. Lama nggak ngomong tau-tau cuma cerita masalah.

Darma

Gpp. Santai aja.

Deri

Gua cuma pengen cerita aja sih. Supaya keluar dan kepala gua nggak pecah.

Darma

Lihat selengkapnya