TITIK PEMBERHENTIAN

Blogky
Chapter #1

1. Dia?

'Jika dia memang ditakdirkan untukmu, setidak mungkin apa pun itu, semua akan menjadi mungkin. Kau hanya perlu percaya'

🍃🍃🍃

Menjadi anak semata wayang, bagi sebagian orang mungkin adalah sesuatu yang sangat menyenangkan, bisa dapat kasih sayang full, selalu diutamakan. Tapi, tidak bagi sosok bernama Rayna. 

Gadis yang belum lama memutuskan berhijab itu, selalu merasa tertekan, merasa kehilangan hak kebebasannya. Sejak kecil hidupnya sudah diatur sedemikian rupa oleh ibunya. Semua hal sudah diatur. Dia tidak bisa memilih, apa lagi menolak. 

Bahkan ia tak pernah bisa menjadi dirinya sendiri, tidak bisa melakukan hobinya. Fotografi. Ia sangat menyukai fotografi. Ibunya sangat melarang nya, dengan alasan kalau fotografi itu tidak berguna, dan hanya menghabiskan waktu.

Rayna juga sempat menabung untuk membeli kamera impiannya secara diam – diam. Namun, saat ibunya mengetahui hal itu, kamera tersebut langsung diambil oleh sang ibu.

🍃🍃🍃

Cklek

"Assalamualaikum" ucap seorang gadis dengan suara lelah karena seharian bekerja, langkahnya gontai perlahan melangkah masuk. Sampak Ia tak menyadari keberadaan ibu dan ayahnya.

Wa’ alaikumsalam. Sayang, baru pulang? Sini duduk dulu, ibu sama ayah mau ngomong” 

langkah kaki itu terhenti. Pandangannya pun langsung tertuju pada dua orang yang sedang duduk di sofa. Dua orang yang sudah tak lagi muda. Ia melangkahkan kakinya mendekat kearah dua orang itu, meraih tangannya dan menciumnya. Diusapnya tangan yang sudah mulai keriput itu dengan lembut.

“Ada apa Bu?” tanya nya

“Gimana? Kamu belum juga menemukan lelaki pendamping hidup kamu?” wanita paruh baya itu menatap lekat mata putrinya

“Kok tiba – tiba Bu?” gadis itu mulai merasa atmosfer di ruangan itu berubah

“Apanya yang tiba – tiba sih Ray? Udah lama ibu tunggu. Berhubung kamu gak berhasil, kamu udah ibu jodohkan sama anak temen ibu. Dan besok mereka akan datang kesini”

Rayna terkejut bukan main dengan ucapan sang ibu. Keputusan sepihak yang sebenarnya sering terjadi. Namun kali ini, haruskah sampai ke titik ini ibunya juga harus ambil alih?

“Gak bisa gitu dong Bu. Harusnya di omongin dulu sama Rayna, kalo gak cocok gimana?” protes Rayna

“Pokonya kamu gak boleh menolak. Mau sampai kapan kamu terus begini. Ibu juga capek selalu tunggu kamu, tapi kamu nya gak ada usaha buat mencari” sang ibu mulai menaikkan nada bicaranya, ia mulai sedikit kesal.

“Sudah lah Bu, biarkan Rayna berpikir dulu, beri dia waktu untuk mencerna semua ini,. Dia kan juga baru pulang, biar dia istirahat dulu” sang ayah mulai angkat bicara

“Rayna, udah kamu istirahat aja sana gih!” ucap sang ayah

Tanpa basa basi Rayna langsung menuju kamarnya. Ia masih tak percaya dengan yang barusan ibunya ucapkan. Bagaimana bisa ibunya langsung memutuskan begitu saja. Besok? Bahkan besok dia sudah akan datang. Ibunya benar - benar menepati ucapannya.

Tok...

Tok...

Tok...

“Rayna, ayah masuk ya”

Cklek

lelaki itu berjalan mendekat kearah anak gadisnya, duduk tepat di samping nya. Menggapai bahunya dan menenggelamkannya pada pelukan yang hangat. Diusap dan dicium kepalanya, dengan penuh kasih sayang.

“Sayang, udah dong jangan nangis lagi” jemari tangan ayahnya mengusap dengan lembut pipi anak gadisnya, kemudian mendekapnya dalam pelukan nya lagi.

Lihat selengkapnya