TITIK PEMBERHENTIAN

Blogky
Chapter #2

2. Cowok misterius

6 tahun sebelumnya...

“Daliya... lama banget sih lo datangnya, telat 2 menit aja habis lo” Rayna menatap wajah temannya dengan wajah kesal

“Ya maaf macet tadi. Bilang aja lo dari tadi gak ada temen kan?” gadis itu tersenyum jail pada temannya

“Iya lah, udah kaya orang bego gue gak ada kawan ngobrol.” Seraya melipat kedua tangannya dan memanyun kan bibirnya

Dia adalah Daliya sahabat Rayna, mereka bersahabat sejak awal masuk SMA. sebenarnya ada satu orang lagi, Syafia. Tetapi karena terkendala biaya, ia memutuskan tidak melanjutkan kuliah. Padahal, sebelumnya mereka sudah berencana untuk kuliah di universitas dan fakultas yang sama. Tetapi mau bagaimana lagi, mereka tidak mungkin memaksa Syafia untuk tetap kuliah. 

Walaupun begitu, paling tidak mereka masih tetap bisa bertemu tiap akhir pekan. Meskipun nantinya akan sangat sulit untuk mengatur jadwal karena kesibukan masing – masing.

Untungnya masih ada Daliya. Walaupun dia sedikit ngeselin, suka telat, dan hobi makan. Setidaknya masih ada yang bisa gadis itu jadikan teman, tanpa harus mencari teman baru. Dia sosok teman yang baik, dan lumayan bisa diandalkan. 

“Ray gue capek, duduk situ dulu yuk. Sekarang udah hari terakhir pengenalan kampus kan? Capek banget gue tiap hari begini” mereka terduduk lemas dilantai, meneguk air mineral yang ada ditangannya. Hari ini terasa sangat panas.

“Iya, untungnya ini hari terakhir. Tapi gue dengar tadi hari ini bakal lebih lama, dan kita bakal disuruh mendapatkan tanda tangan semua kakak pembimbing. Eh... lo ada bawa coklat sama surat yang kemarin disuruh kan?”

“Ada dong, gue bakal kasih ke kakak yang itu, lo liat gak? Dia cantik, baik banget lagi” 

Daliya menunjuk ke arah dua orang yang sedang duduk diujung sana. Tetapi pandangan Rayna bukan lah tertuju pada orang yang dimaksud Daliya, melainkan pada seorang cowok. Ia merasa tidak asing dengannya.

“Kalo yang cowok itu lo kenal gak Dal?” 

“Itu kak Irsyad namanya, ganteng banget kan dia. Eh... jangan bilang lo mau kasih ke dia ya?” goda Daliya

“Gue aja gak tau mau kasih ke siapa, sama kaya lo aja deh dari pada bingung”

“ya udah, ke sana yuk Ray. Udah diminta untuk mulai cari tanda tangannya ni. Mulai rame tu, entar keburu pergi kakak itu”. Mereka bergegas masuk ke dalam kerumunan.

Ternyata banyak juga yang menghampiri kakak itu. Wajar saja, mereka adalah dua orang cantik dan ganteng. Saat sedang berdesakan, cowok itu berdiri. Mungkin dia risih dengan cewek - cewek yang mengerumuni dia. Setelah berdiri pandangannya tertuju pada wanita yang ada di hadapannya, dia adalah Rayna. Dia mendekat kearah Rayna dan langsung mengambil coklat dan surat yang ada di genggamannya.

“Coklat nya buat gue aja ya, thanks” ia langsung mengambil nya dari tangan Rayna seraya tersenyum. Belum sempat Rayna menjawabnya dia sudah pergi lebih dulu meninggalkan kerumunan, dan masih saja diikuti oleh cewek - cewek yang sempat melirik sinis ke arah Rayna. Sementara itu Rayna hanya merasa bingung dengan apa yang terjadi.

Sebelum benar - benar hilang, lelaki itu sempat melihat kembali ke belakang dan dia kembali tersenyum. Hal itu mengingatkan Rayna pada kejadian saat hari pertama pengenalan kampus. 

Saat itu semua orang sedang berbaris, Rayna berada di barisan paling belakang, maklum saja gadis itu memiliki postur tubuh yang tinggi, sangat tidak mungkin untuknya berada di barisan paling depan. Rayna sendiri sangat bersyukur akan hal itu, sebab ia juga tidak suka jika harus berada di barisan depan. 

Menyadari dirinya terpisah barisan dengan Daliya. Membuat nya sedikit panik, karena dia tak mengenal seorang pun disini. Saat melihat ke kanan dan ke kiri, untuk mencari keberadaan Daliya. Ia tak sengaja melihat seseorang di depan sana yang sedang melihat kearah nya . 

Karena sedikit ragu ia melihat ke sekeliling, untuk memastikan siapa sebenarnya yang sedang dilihatnya. Namun, tak ada seorang pun yang melihat kearah lelaki itu, saat melihat kearah nya kembali, dia sudah mengalihkan pandangannya. 

Karena masih merasa diperhatikan, sesekali ia kembali melihat kearah lelaki tadi dengan cepat. Dan betul aja, disaat bersamaan lelaki itu juga langsung cepat - cepat mengalihkan pandangannya. Namun, dikarenakan penglihatan yang sedikit buram, ditambah lupa menggunakan kacamata, alhasil Rayna tak bisa tau siapa sebenarnya lelaki itu. 

‘Apa mungkin dia adalah orang yang sama? dia mengambil coklat, karena dia ingin memberi tahu kalau yang kemarin sedang memperhatikan aku itu dia? Tapi apa maksudnya? Bukankah lebih baik kalau aku gak usah tau, supaya dia tidak malu?’ Rayna terus saja bergumam

“Ray... malah bengong. Sementang baru di kasih senyum sama cogan” ucap Daliya seraya menyenggol lengan Rayna. 

“Apaan sih, bukan gitu. Eh... lo ingat gak, sama cowok yang gue bilang kemarin? Yang tentang cowok ketahuan perhatiin gue, yang dibarisan itu. Gue mikirnya itu pasti dia, yakin gue. Dari kejauhan mukanya sama”

“Yakin lo? Kok gue rada kurang yakin ya. Udah ah yuk ke sana.”

Lihat selengkapnya