TITIK PEMBERHENTIAN

Blogky
Chapter #6

6. Pertemuan tak terduga

Sesuai rencana, sebelum jadwal kuliah hari ini, Rayna akan pergi untuk mencari objek fotonya. Namun, sebelumnya ia akan bertemu dengan Irsyad terlebih dahulu untuk mengambil kamera yang semalam sudah mereka bicarakan.

setelah merasa siap, Rayna melangkah keluar kamar. Ia melihat sang ibu yang sedang melakukan rutinitasnya di dapur.

“Bu Rayna pergi dulu ya” Rayna berjalan mendekati ibunya, dan mengambil roti yang ada di atas meja makan.

“Mau ke mana Ray?” tanyanya, tanpa melihat anaknya. 

“Kampus Bu, kuliah”

Sang ibu menatap anaknya dengan kerutan di keningnya. “loh, bukannya jadwal kamu hari ini masuk siang ya? Ini kan masih pagi”

“Mendadak ada kelas pagi Bu” jawab gadis itu berbohong, ia sengaja mengatakan itu. Sebab ia tau, ibunya akan melarang jika ia berkata jujur.

“lama gak nanti kelarnya? Nanti kamu bisa sekalian belanja gak Ray?”

“Bukannya kemarin ibu baru belanja ya? Udah abis lagi Bu? Perasaan Rayna kalo makan gak banyak – banyak”

“memang kamu makan gak banyak, tapi sering. Itu loh, besok kan ayah pulang, rencananya ibu mau buat kue gitu, kan lusa ayah ulang tahun”

“ya ampun, Rayna lupa Bu. Ya udah, biar Rayna yang beli bahan - bahannya Bu. Tapi kayanya Rayna pulang agak sorean deh Bu”

“Oke gak masalah, malam kita bisa bikin. Ini daftarnya yang harus kamu beli, tadi ibu udah catat, jangan ada yang terlewat!” ibunya tau betul kalau anak gadisnya sedikit pelupa

“Siap Bu, Rayna pergi dulu Bu, assalamualaikum”

“Wa ’alaikumsalam”

Rayna mengendarai motornya dengan cepat, ia merasa tidak enak jika membuat Irsyad menunggu lama. 

Setelah sampai, ia tidak melihat keberadaan Irsyad, sepertinya ia belum datang. Keadaan taman yang masih lumayan sepi, Rayna manfaatkan untuk memotret sekeliling. Suasana pagi hari yang belum begitu terik membuat tumbuhan terlihat masih sangat segar.

Karena terlalu fokus, ia sampai tak memperhatikan sekeliling. Hampir saja ia menabrak seseorang.

“aduh” 

“Aduh, maaf... kak...” Ucapannya seketika berhenti, betapa kagetnya ia, mengetahui siapa yang ia tabrak tadi

“Eh... iya, gak papa kok. Aku juga salah, gak liat jalan. Kamu gak papa kan?” ucap lelaki itu

“Ha?... eh... iya aku gak papa kok kak” rasanya Rayna ingin sekali punya kemampuan menghilang, ia ingin menghilang sekarang juga. Dan mungkin sekarang wajahnya sudah memerah.

“Kita pernah ketemu ya sebelumnya? Kaya enggak asing”

Tentu saja. Mereka adalah murid di SMA yang sama. Namun, memang Rayna tak begitu terkenal disekolah. Rayna hanyalah murid biasa yang tak mudah untuk bergaul dengan banyak orang, temannya dekatnya saja hanya Syafia dan Daliya.

Sangat jauh berbeda dengan lelaki yang ada di depannya sekarang ini. Namanya Arkan, siapa yang tak mengenalnya? Seluruh penghuni sekolah juga sudah pasti mengenalnya. Lelaki tampan, dan memiliki tubuh yang tinggi, serta memiliki suara yang merdu ketika mengaji ini, sudah pasti semua orang mengenalnya, bahkan penjual di kantin sekolah pun mengenalnya. Ya, dia memang seterkenal itu.

“Iya kak, kita satu SMA”

“Ah... iya? Aduh, maaf ya kakak enggak ingat. Nama kamu siapa?”

“Rayna kak”

“Rayna, oke. Ngomong – ngomong kamu lagi ngapain? Masih pagi begini kok udah di taman aja? Kalo olahraga kayanya enggak”

“Ha? Enggak kok kak, enggak lagi olahraga. Lagi tunggu temen kak, sambil nyari objek buat difoto. Kakak sendiri ngapain? kok bawa - bawa kamera?”

Lihat selengkapnya