TITIK PEMBERHENTIAN

Blogky
Chapter #14

14. Pertemuan ke-2

Seolah waktu dan semesta bekerja sama menyatukan mereka. Seiring waktu mereka kembali dekat dan akrab seperti dulu. Namun, untuk jawaban nya belum juga Rayna katakan. Seolah masih ingin meyakinkan hati dan menyiapkan hatinya hanya untuk satu orang.

“Sayang, gimana semuanya? Baik - baik aja kan?”

“Ha? Baik kok Bu”

“Kamu udah kasih jawaban belum ke Irsyad?” tak ada jawaban dari Rayna

“Kamu tunggu apa lagi sih? Umur kamu itu udah cocok buat jadi istri, kamu mau ibu sama ayah tua dulu?”

“Bukan gitu Bu, aku gak mau asal terima aja, semua harus di pikirin dulu matang - matang. Aku cuma mau momen ini itu, hanya terjadi satu kali dalam hidup aku”

“Mikir apa lagi sih Ray, apa coba kurangnya Irsyad itu? Ibu sama ayah itu selalu pilihin kamu yang terbaik, kamu masih ragu?”

“Bu... bisa gak, kali ini aja Rayna nentuin sendiri? Rayna sebenarnya udah cape Bu selalu ibu dan ayah atur, Rayna sekarang udah besar, udah tau mana yang terbaik buat aku” ibunya terdiam tanpa kata, terlihat kesal namun tak menyuarakan. Hanya pergi meninggalkan Rayna seorang diri di taman halaman belakang rumah

“Aduh... kayaknya gue salah deh ngomong gitu, ibu udah marah lagi. Tapi gue juga udah gak tahan. Ah...” 

🍃🍃🍃

Setelah seharian hanya termenung sendirian, akhirnya Rayna memutuskan untuk bertemu dengan kedua sahabatnya di tempat biasa. Menceritakan kelanjutan cerita kemarin. Namun kali ini ia pergi tanpa izin dengan ibunya, sejak kejadian tadi pagi, ia tidak ada melihat ibunya.

“Jadi lo dijodohin sama siapa Ray?”

“Pasti kalian akan kaget kalo tau siapa orangnya”

“Udah tua dan jelek ya? Ya ampun Ray, gue ikut prihatin” Rayna melirik tajam ke arah Daliya

“Bukan gitu, malah dia itu ganteng, mapan, dan kalian juga tau siapa dia.”

“Siapa?” ucap mereka berbarengan 

“Kak Irsyad” mereka kaget bukan main

“Ha? Bukanya lo bilang waktu itu dia mau tunangan ya?”

“Jangan bilang lo di jadiin istri kedua lagi Ray, jangan mau Ray. Entar lo kita cariin yang lain aja deh, gak usah sama dia” ucap Daliya yang diikuti dengan anggukan oleh Syafia

“Apaan sih kalian gak jelas banget deh. Dengerin gue dulu, dia tu gak jadi tunangan waktu itu karena suatu hal, terus entah bagaimana ceritanya, kemarin dia menemui keluarga gue. Gue juga gak mau kali, kalo harus jadi yang kedua”

“Oh, gitu? Sepertinya memang semesta menginginkan kalian bersama”

“Gak ada yang tau bagaimana semesta bekerja”

Terkadang semesta juga suka bercanda, juga tak ada yang tau kapan semesta mulai bekerja. Semua berada di luar kendali kita.

“Terus, lo udah terima?” Rayna hanya mengangkat bahunya

“Gimana sih lo? Kemarin aja galau, ini orangnya udah balik lo malah gak tau”

“Entah, gue sendiri juga bingung. Sya, gue perhatiin kok lo kebanyakan diem deh. Lo kenapa? Ada masalah?”

“Liat lo dijodohkan begini, gue jadi ingat keluarga gue”

“Kenapa?” tanya Daliya

“Orang tua gue memang gak dijodohkan sih, tapi kehidupan pernikahan itu sulit, akan ada banyak cobaan yang datang.”

“Itu kan wajar, kita hidup tanpa pasangan gini juga banyak cobaannya” ucap Daliya

“Dulu, orang tua gue sampai hampir bercerai”

“Serius lo Sya?” tanya Rayna memastikan

Lihat selengkapnya