TITIK PEMBERHENTIAN

Blogky
Chapter #16

16. Malam nostalgia

“Sayang, kamu disini rupanya” ini lah tempat favorit Rayna selain kamar, kursi santai di halaman belakang rumah. 

“Kenapa Bu?”

“Kamu nanti malam bisa gak nginep dirumah tante Ana?”

“Ha?” nginep dirumah orang yang belum lama ia kenal? Bahkan saat Rayna ingin menginap di rumah temannya aja memerlukan rayuan maut hingga akhirnya ia dibolehkan menginap. Sekarang, semudah itu ibunya menyuruhnya menginap di rumah orang lain.

“Iya, soalnya tante Ana lagi dirumah sendiri, om lagi ada pekerjaan dinas luar kota. Kalo kamu mau, nanti Irsyad bakal datang kesini buat jemput kamu”

“Nah itu ada Irsyad, kenapa harus ada Rayna lagi bu?”

“Kan gak mungkin kalau tante Ana tidur sama Irsyad. Udah, kamu menginap di sana aja, ibu gak papa kok”

“Yakin? Biasanya ibu selalu ngelarang kalo aku mau nginap di tempat orang?”

“Ini kan beda Ray, entar juga kamu bakal sering menginap di sana. Itu akan jadi rumah kamu juga nantinya”

Rayna mengambil nafas dalam, dan membuangnya. “Yaudah deh kalo gitu, jam berapa Irsyad jemput aku?”

Alis ibu saling beradu “mas! Masa belum terbiasa juga sih Ray”

“Iya, mas Irsyad.”

“Udah kamu siap- siap aja, entar lagi juga sampe dia”

“Cepet banget” jawab Rayna sambil mengerutkan keningnya

“Memang udah mau kemari! Ibu aja yang baru bilang sama kamu”

“Kalo aku tadi gak mau gimana coba? Kan gak enak orangnya udah kesini”

“Perhatian banget. Karena ibu yakin kamu gak mungkin tolak” ibunya tersenyum melihat anaknya

“kalo aku tolak juga pasti ibu bakal bujuk aku buat jawab iya kan” ibunya memamerkan senyum tak berdosa. Sementara Rayna langsung melangkah pergi meninggalkan ibunya yang kini sudah tertawa melihat tingkah anaknya.

🍃🍃🍃

“Nanti bersikap seperti sebagaimana kamu biasanya aja ya, gak perlu canggung” ucap Irsyad

Bagaimana bisa tidak canggung? Ini adalah kali pertama bagi Rayna berkunjung ke rumah orang, bahkan menginap tanpa didampingi kedua orang tuanya.

Apa lagi rumah yang kali ini akan ia kunjungi adalah rumah yang mungkin saja akan menjadi rumah kedua baginya. Seperti yang sudah ibunya katakan tadi.

“Hhmm...” hanya itu respon Rayna, pasalnya sekarang Rayna benar – benar sudah merasa canggung. “Tapi, ibu Ana orangnya baik kan mas?”

Irsyad melihat kearah Rayna, dan kembali menghadap ke jalanan seraya tersenyum. “Apaan sih pertanyaannya kok gitu, emangnya ada kelihatan tampang galak ya ibu aku? Kamu juga aneh nanyanya kok sama anaknya, ya pasti bilang baik lah”

“Enggak ada sih. Nanti, aku gak bakal disuruh buat masak kan?”

“Itu sih aku gak tau, mungkin ia mungkin juga enggak. Suka – suka ibu aku aja nanti” Rayna seketika langsung melemas dan hanya bersandar pada kursi jok mobil.

"Memangnya kamu segak bisa itu masak ya?" Tanya Irsyad

"Kenapa? Mas berubah pikiran ya?"

Lihat selengkapnya