Sepanjang malam Ibu Ana menceritakan banyak hal pada Rayna, memberi wejangan – wejangan sebagai seorang istri. Bahkan Rayna juga tak ingat jam berapa mereka tidur.
Di pagi yang cerah, cahaya matahari masuk melalui celah pada kain gorden kamar yang sudah terbuka sedikit. Cahayanya membuat Rayna terbangun, telat bangun bukanlah kebiasaan seorang Rayna. Namun, kali ini ia telat bangun lantaran tidur hingga larut malam.
Rayna mengubah posisinya menjadi duduk, mengumpulkan kesadarannya. Kemudian ia menyadari kalau ibu Ana ternyata sudah bangun lebih dulu.
“Kesiangan lagi gue, Bu Ana juga udah bangun, pasti lagi masak ni.” Rayna langsung bangkit dan menuju ke dapur, namun sebelumnya ia berbelok ke kamar mandi dahulu.
Namun, Rayna tak menemukan Bu Ana ataupun Irsyad di dapur, melainkan seorang ibu yang sudah berumur sedang memasak.
Menyadari kehadiran Rayna, bibi itu pun langsung tersenyum ramah. “Eh, udah bangun neng?”
“Iya... bu. Ibu... siapa ya?”
“Gak usah panggil ibu neng, panggil bik As aja. Saya yang bantu – bantu disini neng”
“Semalam saya kok gak ada liat bibik?"
“Saya memang cuma pagi sampe sore aja neng kerjanya. Duduk dulu neng, mau makan apa? Biar bibik siapin”
“Oh... gitu ya bi. Saya cuma mau minum aja bik, entar aja makannya.” Rayna mengambil gelas dan mengisinya dengan air mineral dan meminumnya. Itu adalah kebiasaan yang selalu ia lakukan setiap kali bangun tidur.
“Ibu sama mas Irsyad ke mana bik? Kok sepi banget?”
“Ibu tadi pergi joging neng. Kalo mas Irsyad sih jam segini masih tidur palingan neng. Ibu sering loh cerita tentang si enengnya” perhatian Rayna langsung terfokus dengan ucapan Bik As.
“Cerita apa bik?”
“Banyak neng. Ibu juga seneng banget pas kamu mau nginep sini. Mas Irsyad juga”
“Mas Irsyad?”
“Iya neng, bibik gak pernah liat mas Irsyad seseneng itu disuruh sama ibunya. Pas dia disuruh buat jemput si enang, dia langsung pergi dengan tampang yang seneng banget”
“Ah... masa sih bik? Mungkin dia bahagia karena yang lain kali, baru cair gaji misalnya”
“Enggak neng, beneran deh”
“Bik As mah gak usah dipercaya” suara berat khas orang bangun tidur yang membuat perhatian Rayna dan bik As tersita olehnya.
Dengan rambut yang masih sedikit berantakan, juga muka yang masih sedikit basah karena habis mencuci muka. Kemudian ia duduk tepat di samping Rayna.
“Bik, minta gelasnya dong” Bik As mengambil gelas yang ada di dekat nya, dan juga mengisi nya air.
“Ibu pergi joging lagi bik?”
“iya dong mas, ibu teh semangat pisan. Pagi – pagi udah bangun, mas Irsyad aja yang gak pernah bangun pagi”
“Aku selalu bangun pagi kali bik, tapi emang gak langsung keluar kamar aja. kamu kok gak ikut ibu? Telat bangun?” ucap Irsyad dengan pandangan yang mengarah pada Rayna.