TITIK PEMBERHENTIAN

Blogky
Chapter #19

19. Titik pemberhentian

Disini lah sekarang, titik pumberhentian buat Rayna, seolah waktu berhenti berputar, dan menyisakan dua buah pilihan antara putar balik atau melanjutkan perjalanan.

Saat semuanya harus dengan segera ia jawab, tak baik rasanya jika terus menerus mengundur waktu. Apalagi atas pernyataan Rayna pada malam itu yang mengatakan bahwa dirinya adalah calon tunangan dari Irsyad, yang secara langsung membuat Irsyad merasa kalau itu adalah jawabannya. Namun, saat Irsyad meminta Rayna untuk menjelaskan nya, Rayna kembali mengulur waktu. 

Karena terlalu keras memikirkan tentang perjodohan itu, membuat Rayna stres sendiri hingga ia demam. 

Tok... tok... tok...

“Ray, sayang” panggil ibu dari luar, tak ada jawaban ibu langsung masuk ke dalam. Dan mendapati anaknya yang masih tertidur dengan seluruh badannya tertutup selimut.

“Ray kamu hari ini gak kerja? Udah siang lo” masih tak ada jawaban, ia langsung duduk tetap di samping anaknya, dan menyentuh keningnya. Ibu langsung panik karena kening anaknya terasa sangat panas.

Astagfirullah Ray , kamu sakit. Ray bangun sayang” ibu mencoba membangunkan Rayna

Rayna perlahan membuka matanya. “Kenapa Bu?” tanyanya dengan suara lirih

“Kamu deman kayanya, kita ke dokter yuk”

“Gak usah Bu”

“Yaudah ibu panggil dokternya buat kesini ya”

“Gak usah Bu, Rayna cuma mau istirahat aja dirumah, entar juga baikkan kok”

“Kamu ini selalu gini kalo sakit, susah banget kalo ke dokter. Mana ayah kamu udah pergi kerja lagi. Emm.. kamu tunggu sebentar ya, ibu buatkan bubur dulu” sang ibu langsung bangkit dan pergi kearah dapur.

Dengan keadaan lemas dan sedikit pusing, Rayna mengambil Hp nya yang ada di atas meja disampingnya. Kemudian ia menelepon seorang teman kantornya, memberi tahu tentang keadaannya yang sedang sakit.

🍃🍃🍃

Setelah seharian hanya tiduran dikamar, dan merasa sudah lebih baikkan ia memutuskan untuk keluar rumah. Mencari udara segar untuk menyegarkan pikirannya. 

Rayna melangkah dengan perlahan keluar kamar, kepalanya masih sedikit berat, namun tak ia hiraukan, ia membutuhkan udara segar sekarang.

Ketika ia mencoba membuka pintu dan melangkah keluar rumah, terdengar suara ibunya memanggil dengan sedikit teriak.

“Eh... Ray, kamu mau ke mana? Kamu kan masih sakit” ucap ibunya sedikit panik

“Aku udah lebih enakan kok Bu. Aku cuma mau jalan sekitar Komplek aja kok, aku mau cari udara segar”

“Terus kamu mau gini aja? Bentar ibu ambilkan sweter kamu” ibunya langsung lari ke dalam kamar mengambil sweter. Dengan segera dipakaikan ke tubuh anaknya.

Lihat selengkapnya