Bau debu.
Semilir aroma besi, tidak. Itu darah.
Darahku?
Salya mengerjap sampai semua debu di sekitar matanya berlalu dan mengamati sekeliling. Sambil berusaha tetap tenang ia mengingat apa yang ia ketahui.
Lift stasiun inti terbuat dari besi terkuat, maka aku selamat. Seluruh koridor bawah tanah menuju inti planet juga memiliki bahan kuat. Lagipula ada Willey-Willem, mereka pasti bisa melakukan sesuatu dengan cepat sebagai pengendali utama tempat ini.
Selanjutnya yang mengemuka adalah kemarahan. Kenapa semua ini harus terjadi pada dirinya, pada Karin, pada Hain. Kenapa faksi itu bisa membuat kekacauan sebesar ini tanpa ada yang tahu? Apa memang benar Altrima sudah kehilangan kejayaannya?
Kedamaian selama seribu tahun diguncang hanya dengan satu peristiwa saja. Lalu ia teringat ayahnya, sang perdana menteri. Akankah ia menutupi kejadian ini sebagai kecelakaan gas atau semacamnya untuk melindungi slogan ‘kedamaian seribu tahun’? Salya tak tahu jawabannya.
Ia hanya bisa menunggu lift sampai pada tujuan dan mengeluarkan Hain. Salya harus membuatnya sadar bahwa yang ia lakukan itu gila, dan memastikan agar ia tak mengulanginya lagi.
Tentu saja yang ia temu di bawah untuk pertama kali adalah lorong besi penyok dengan mayat. Dengan lega ia mengecek bahwa Hain tak ada di antaranya, dan sebagian besar dari mereka terbunuh oleh peluru tepat di kepala.
Sebersit rasa bangga melintas di hatinya saat melihat perbuatan Hain, namun dengan segera digantikan lagi oleh kemarahan.
“Kenapa kau melakukan ini, Hain?”
Akhirnya setelah berjalan beberapa lama, mayat yang ia temukan semakin berkurang dan hanya sisa satu jejak darah yang mengarah lurus ke depan.
Kekhawatiran Salya semakin menjadi-jadi.
Dengan langkah penuh keraguan Salya mengikuti jejak darah tersebut. Jika itu benar milik Hain, ia berjalan jauh sekali. Salya terus mengikuti sampai bertemu dengan pintu raksasa menuju ruang observasi.
“Hain!”
Hain bersandar di sisi kunci, tampaknya berusaha membuka namun gagal. Badannya limbung dan Salya berhasil menangkapnya tepat waktu.